Ini jenis penyakit lupa yang bercampur kemalasan dalam soal atap dan lampu. Ingat atap bocor tipis saat hujan tiba, padahal dua hari sebelumnya hujan. Masa membetulkan atau atap pas hujan, malam pula. Lebih praktis menadah tetesan dengan ember.
Kalau lampu? Ingat bohlam sudah tamat riwayat justru saat hari gelap, hujan pula. Tetapi keesokan hari lupa memeriksa rumah lampu, padahal punya bohlam cadangan. Nah, soal lampu ini yang saya alami. Tetapi saya mau menceritakan hal lain.
Saat kemarin sore sebelum gelap saya membuka kap lampu pada tiang teras saya temukan gerenjeng rokok. Lalu saya ingat, sayalah yang memasangnya entah berapa tahun lalu. Aneh, dua tahun lalu atau lebih saat memasang bohlam saya tak mempedulikan gerenjeng itu.
Buat apa sih gerenjeng itu? Reflektor. Untuk menyiasati permukaan tempel fitting lampu yang berwarna hitam. Kenapa tak pakai aluminium foil makanan? Saat itu tak terpikir. Yang saya lihat cuma gerenjeng.
Berapa persen lampu bertambah cerlang? Saya tak mengukur. Menurut kesan saya sih hanya bertambah sedikit. Its name is also business. Konon ini bahasa Inggris untuk “namanya juga usaha”. No what what.
2 Comments
Betul, Paman, no what what. Mboten nopo nopo.
Lha yes no 🤣