Kalau dikasih duit, dengan syarat tunggal tidak boleh mengembalikan, saya mau. Ya, seperti KTA itu: kredit tanpa angsuran. Tetapi kalau harus setor uang di muka dengan janji uang akan kembali, bahkan saya untung, oleh pihak yang tak saya kenal, tentu saya ogah.
Telemarketer judi daring memang gigih. Selalu menawarkan permainan. Karena saya tidak punya uang, dengan senang hati saya tolak. Kalau saya ada duit? Sama.
Beda urusannya dengan poin berhadiah. Tinggal klik. Kalah tak rugi karena poin didiamkan juga hangus.
Lalu kenapa saya bilang “Mas” dalam judul, padahal foto pengirim pesan via WhatsApp itu cewek? Halah, paling pengirimnya cowok, atau bapak-bapak, lalu mengembat foto cewek entah siapa.
Kalau pelakunya cewek? Sama saja. Pakai foto orang lain. Kenapa nggak saya telepon? Halah, langsung saya blok saja — seusai bikin skrinsyot. Gitu aja kok repot.
2 Comments
Waduh Kaka kejam, deh!
Kakatua hinggap di jendela