Biaya kepemilikan mobil listrik selama lima tahun itu Rp640,9 juta. Lebih mahal daripada mobil konvensional yang cuma Rp517,3 juta. Tetapi untuk sepeda motor listrik, biaya selama lima tahun adalah Rp32,7 juta, lebih murah daripada biaya motor konvensional yang Rp39 juta.
Hasil perhitungan Kompas dengan sekian komponen biaya, termasuk jejak karbon pembangkit listrik, ini menarik. Sila baca sendiri. Protes juga boleh. Sepakat tak dilarang.
Untuk mobil listrik, saya tidak beli karena tidak punya uang. Kalau misalnya punya uang pun harus banyak, karena mobil listrik untuk mobil kedua atau ketiga — entahlah akan di mana garasinya — untuk saya pakai di dalam kota.
Untuk membeli mobil hibrida seperti Nissan Kicks e-Power saya tak mampu. Lagi pula tampaknya mobil ini tak disambut hangat.
Kalau sepeda motor? Yang konvensional maupun listrik saya tidak punya — sepeda yang ada pun belum saya jadikan moped. Namun saya kadang mengikuti reviu motor listrik, terutama jika menyangkut tanjakan dan berboncengan. Kedua hal itu penting.
Jadi, masa depan mobil dan motor listrik bagaimana? Pasti ada, mau tak mau semua orang ke arah sana. Tetapi menurut saya, dalam banyak hal kalau duit kita ngepas apalagi cekak jangan menjadi early adopter. Biarlah orang lain menjadi kelinci percobaan.
Dahulu, abad lalu, dalam kajian difusi inovasi selalu ada contoh khas: hanya petani kaya yang berani menyerap hal baru karena misalnya gagal dia tetap bisa hidup. Betul, dalam tamsil kekinian: anak orang kaya kalau merintis usaha lebih aman, misalnya tekor apalagi gagal pun ada yang turun tangan, yaitu bapaknya. Kaesang Pangarep juga bilang begitu. Tidak usah iri.
3 Comments
Motor listrik, apalagi mobil listrik, kalaupun punya banyak duit saya tidak pengin beli. Pilih yang konvensional saja, enggak usah pusing-pusing lagi.
Lha itu salah satu trail dikonversi jadi motor listrik saja. Kan nggak beli pitmontor listrik?
🤣