Lebih dari sekali saya melihat mobil yang berbeda, di jalan, yang terterai stiker Fake Taxi. Saya membatin, oh kok berani ya menyatakan diri sebagai taksi gadungan. Mungkin sopir dan penumpangnya, berikut segala aktivitasnya di dalam, juga palsu.
Di lapak daring, stiker itu ternyata dijual. Tetapi mahkota taksi dengan logo ini tak dijual. Misalnya dijual dan ada pembeli yang memasangnya, besar kemungkinan akan berurusan dengan petugas dinas perhubungan.
Dahulu saya mengira para pemasang membuat cutting sticker sendiri lalu operator mesin potong stiker cengar-cengir.
Misalnya mobil berstiker taksi palsu ini dipakai menjemput anak SD ke sekolah atau ruko les, mungkin temannya akan bertanya, “Papamu sekarang narik taksi?”
Kalau mobil berstiker Fake Taxi dipakai istri bagaimana reaksi ibu-ibu lain? Memang sih ada jenama Female Fake Taxi dari perusahaan yang sama.
Nama perusahaan pemilik platform dan konten Fake Taxi adalah Really Useful Ltd., berbasis di London, Inggris. Nama ini mengingatkan saya kepada The Really Useful Theatre Company Ltd., juga di Inggris, milik komposer dan produser teater Andrew Lloyd Webber, yang tenar dengan drama musikalnya.
Webber makin kondang setelah bersama penulis lirik Tim Rice mementaskan opera rock Jesus Christ Superstar (1970), yang kemudian difilmkan dengan judul yang sama oleh Norman Jewison (1973).
Salah satu hal yang diingat khalayak tentang Webber adalah dia pernah beristrikan crossover soprano dan aktris Sarah Brightman.
3 Comments
Satu kali saya melihat di Solo, dan membatin ini maksudnya apa, to?
Tentang film Jesus Christ Superstar saya ingat tulisan di media (lupa nama medianya) menyebut pemeran utamanya sebagai “si mata sayu”.
Maksudnya ya taksi gadungan, bukan taksi Gading.
Mata sayu?