Foto kontras slum di antara menara beton berkaca selalu menarik. Foto Jakarta tentang hal itu termasuk. Misalnya kampung padat girli (pinggir kali) di Tanahabang, Jakpus.
Galeri foto Kompas memajang tujuh foto terbaru, bidikan hari ini. Saya terkesan.
Lho bukannya media lain juga punya? Ya. Tetapi sudut bidik versi Kompas menarik, menunjukkan di mana fotografer berdiri dan menempatkan diri. Butuh pendekatan dan komunikasi yang baik.
Cobalah Anda masuk kawasan padat kumuh, dan memotreti apalagi dengan kamera DSLR maupun saku macam Lumix LX10 II, sangat mungkin akan mengundang kecurigaan. Apalagi kalau ada rumor lokal bakal ada penggusuran.
Dalam beberapa kasus, awak TV yang tak datang sendirian, berseragam, malah mungkin dengan kawalan, dalam asumsi saya lebih aman.
Foto Kompas menarik karena membuka mata. Di gang kecil pada bantaran sungai tampaknya sepeda motor terpakir. Bagaimana orang yang berkendara pada malam hari, haruskah mematikan mesin atau terus menggelinding saja karena sudah biasa?
Dahulu di perkampungan padat Yogyakarta dan Jateng, karena motor bukan milik semua orang, hanya Pak Pos yang boleh masuk lorong menunggang sepeda motor.
Meskipun terkesan oleh foto-foto Kompas ini, saya tidak puas. Kenapa? Kurang up close and personal. Foto orang mencuci piring masih tampak berjarak. Rada turistik. Belum menjurnalistik dengan lensa sudut lebar disertai kapsi dengan nama orang yang difoto berikut usianya.
Emang saya bisa bikin foto macam itu? Nggak. Maaf.