Seorang kawan pernah mengomentari ide saya adalah gabungan ndesa, aneh, dan lucu. “Katro tapi fungsional,” katanya. Saya simpan ketersinggungan saya dan akhirnya luntur. Rupanya dia benar. Hari ini terbukti: saya mengoleskan spidol ke bagian sepatu hitam yang lecet.
Tempo hari saya mengisahkan sepatu saya yang mengelupas karena sebagai barang baru jarang saya kenakan akibat tak pergi necis selama pandemi.
Hari ini saya temukan spidol opak (legap, opaque) permanen yang masih tersegel di ambalan alat tulis. Ujung gabusnya (marker pen tip) masih putih. Setelah spidol saya kocok, sehingga kelerengnya menghasilkan bunyi klotekan, penanya saya tekankan pada kertas, lalu tinta hitamnya pun keluar.
Singkat cerita, lecet sepatu saya tutupi sapuan tinta spidol. Akankah awet? Saya yakin tidak. Meskipun legap dan produsen mengeklaim tintanya permanen, spidol ini adalah jenis waterbase watercolor, bahkan tertulis washable.
Kalau mau awet ya pakai spidol legap permanen kocokan dari Sakura dan Artline. Untuk spidol jenis ini beberapa produsen menyebut cairannya paint, bukan ink.
Ihwal spidol, juga rapido, seperti pernah saya tulis itu adalah merek yang kemudian menjadi nama barang, serupa Stabilo dan Tipp-Ex.
3 Comments
Hahaha, saya beberapa kali lakukan, tapi sudah lama, sekian tahun silam.
Yang belum lama, mencoreti sebagian tulisan di kaus trail tua dengan spidol hitam karena saya tidak senang dengan tulisan itu. Tapi saat saya cuci, coretannya luntur. 😁🙈
Berarti saya punya teman katro 🙈
Salim, Paman.