Selama ini saya penasaran, kadang mendapati binatang kecil abu-abu mirip kuaci. Saya tak tahu itu apa. Malam ini saya lihat di lantai, lalu saya foto. Hasil foto tak memuaskan karena cahaya dan kemampuan kamera ponsel saya.
Versi yang saya jumpai malam ini ada juluran belalai keluar. Lalu hasil jepretan saya tanyakan kepada Google Lens. Ternyata itu kepompong ngengat, serangga nokturnal (beraktivitas malam) dari keluarga Lepidoptera.
Setelah proses metamorfosis selesai, si kuaci tipis ini menjadi bersayap, mirip kupu-kupu.
Menurut laman Ditjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kemen LHK, karena serangga ini bergiat malam hari maka “ngengat biasa disebut juga kupu- kupu malam“.
Oh, saya pun teringat lagu karya Titiek Puspa, “Kupu-Kupu Malam”. Hmmm… arti denotatif “lonthé” dalam bahasa Jawa adalah kuawangwung. Apa salah serangga sehingga menjadi kiasan untuk pelacur?
4 Comments
Lanyah, saya cek barusan, berarti lendhut dalam bahasa Jawa, dan becek, berlumpur, dalam KBBI.
BTW saya termasuk dalam “sementara pembaca” blog gombal tidak gambul ini.
🙏🍻
Lonthe = kuwawung cilik, woooo baru tahu saya.
Begitulah. Saya tak tahu sejak kapan istilah itu disematkan pada pelacur.
Dalam bahasa Jawa lama, pelacur disebut “palanyahan” , dari kata dasar “lanyah”, yang artinya pun tak ada hubungannya demanded prostitusi. Adapun germo atau muncikari disebut “lurah palanyahan”. Soal germo, dalam bahasa Jawa berarti pemburu harimau, wong kang panguripané saka bebedhag macan utawa sima.
Saya senang jika blog nan gombal ini oleh sementara pembaca dianggap kadang memperkaya pengetahuan. 🙏