Ketika melihat iklan jam tangan merah sehalaman penuh di Kompas, mata saya langsung menangkap bahwa itu Swatch. Mata saya juga langsung ke bagian atas, ke logo Swatch terbalik pada gelang jam. Logo Omega baru terbaca kemudian.
Saya jarang melihat iklan besar arloji di Kompas. Selama ini yang kerap muncul, mungkin sebulan sekali, hanya Rolex, dan itu pun tak sampai sehalaman penuh.
Maka ketika melihat jam tangan ngepop ini saya langsung berpikir pasti pernah ada kampanye tentangnya. Benar, beberapa media memuatnya, Juli lalu. Untuk medsos saya langsung ke akun Swatch Indonesia di Instagram. Kalau di Twitter saya belum pernah melihat promosinya.
Lalu? Saya cari harganya. Ada versi KW dan ori. Silakan saja. Tetapi bicara soal jam tangan, itu tak ada hubungannya dengan manajemen waktu diri. Kebiasaan jam karet adalah satu hal, dan merek jam tangan pemakainya adalah hal lain.
6 Comments
BTW saya punya dua arloji Timberland, semuanya dibelikan istri jauh sebelum pandemi.
Kapan hari itu arloji yang hitam saya pakai di acara yang banyak wartawannya, kawan-kawan saya, sebagian tidak saya kenal karena masih muda. Seorang wartawan muda bertanya kepada saya apakah yang saya pakai benar arloji Timberland? Dia tampak heran.
Saya mengiyakan sambil membatin kenapa mas itu heran. Kalau penyebabnya soal harga jam tangan Timberland (untuk ukuran wartawan di Solo Raya), pasti dia tidak tahu banyak tentang saya, termasuk mengenai istri saya. 😬
Tobbbb tenan wis 👍
Terus kenapa dia tanya? 🤭
Lha iya. Ngenthengke, ya, Paman?
🏃
Harusnya dia liat jam saya yg di bawah Rp100.000 🤣
https://blogombal.com/2020/07/12/arloji-murah-bakal-repot-di-harga-baterai-dan-gelang/
Begitulah 🤗🤭