“Ngawur itu Holywings. Apa nggak bisa mikir sih?” kata Kamsi semalam saat menonton televisi.
“Iya. Makanya segera ditangani polisi. Aneh, kenapa mereka milih nama yang nggak pas buat promo gimmick alkohol. Bahkan kalo pake lafal Arab, Maria tuh Maryam. Ada bingkai konteks yang tersepekati bahwa kedua nama itu bukan sembarang nama. Di Walk of Fame, Hollywood, cetakan nama Muhammad Ali ditanam di dinding, bukan trotoar, supaya nggih diinjak karena Ali yang petinju pakai nama Muhammad merujuk nama nabi,” kata Kamso.
“Bikin resah aja itu si kafe. Apa kebawa derogatory kata holy yang sekarang udah biasa ya? Yang pasti dalam situasi kayak gini mau pemilu banyak yang bawa sentimetmn keagamaan, kasus Holywings ini bikin runyam. Orang lain bisa kena dampak. Makanya ada yang bilang rindu kehadiran FPI.”
“Dengan maupun tanpa isu panas politisasi agama dan akhirnya saling tuding siapa yang jadi pelopor politik identitas, dalam kasus Holywings ini jelas salahnya. Biar penegak hukum yang menuntaskan.”
2 Comments
Awalnya saya hanya mengetahui bahwa beberapa orang dari kafe itu terjerat perkara dugaan penistaan agama.
Kemudian saat metani konten-konten yang tayang, saya akhirnya tahu penyebabnya,dan lantas berpendapat seperti Tante Kamsi bahwa orang-orang itu memang ngawur.Tim kreatif yang ndembik.
Tim yang nggak kreatif. Cuma bisa cari masalah