“Kacau nih, kok rame wacana tandingan justru Ahok yang jadi bapak politik identitas. Lha Ahok kan nggak pengin nyapres?”
“Hahahaha. Pinter itu yang bikin. Kayak copywriter jagoan yang bikin slogan sakti.”
“Lha kok diputarbalikkan?”
“Yah kayak dulu muncul guyon, pemersatu umat sehingga bisa demo gede di Monas itu bukan Rizieq tapi Ahok. Tanpa isu Ahok nggak mungkin bisa memobilisasi orang sebanyak itu. Hahahaha!”
“Kenapa penobatan berupa mindahin mahkota bapak politik identitas nggak dilakukan waktu Pilgub DKI dulu? Lah ini Ahoknya diem aja malah jadi sasaran?”
“Biasa, namanya juga perang wacana, retorika. Makanya pendukung Anies ada yang bilang, justru pihak yang selalu mempersoalkan politisasi agama, ngungkit bumbu yang penting seiman, selalu nyebut jurus ayat dan mayat, suka nuduh radikal dan khilafah itulah yang justru melakukan politik identitas. Hahahahahahaha!”
“Nggak lucu ah! Apa lagi musim gaya mbulet ya? Kayak orang yang dicerca karena nge-share konten orang lain, eh malah memperkarakan sumber konten yang dia share. Juga mirip penceramah intoleran radikal yang ditolak di sebuah kota lantas menyebut yang nolak itu intoleran!”
“Hahahahahahahahahaha…”
¬ Gambar praolah: Shutterstock, Merdeka, Suara