Silaturahmi 360 derajat berarti ke segala penjuru. Kalau diukur dengan jangka berarti goresan garis akan kembali ke titik berangkat. Baguslah, semua arah bakal sudah tersentuh.
Maka branding 360° ala Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dari Partai Demokrat, yang dimulai tahun lalu, itu menarik. Mereka ingin mempertegas diri sebagai demokrat nan moderat, tak ingin terjebak di satu kutub. Sebisanya, AHY ingin merangkul semua kalangan — artinya ingin memperluas basis elektoral untuk Pemilu 2024, termasuk pilpresnya. Isu kebangsaan jadi menu silaturahmi.
Posisi AHY lebih menguntungkan karena dia bukan pejabat publik. Dia bukan gubernur seperti halnya Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo, atau Ridwan Kamil. Ruang gerak AHY lebih lapang untuk mempersiapkan diri berlaga sebagai capres. Tak ada tudingan memanfaatkan jabatan dan fasilitasnya.
Suara sinis tentu ada. Paling kentara malah dari kubu nasionalis juga, terutama unsur yang anti-SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) dan anti-AHY. Itulah kubu yang punya map berisi berkas rekam jejak SBY dan Demokrat saat berkuasa untuk dikeluarkan pada saat yang perlu.
Yah, begitulah politik.
2 Comments
Kubu anti-SBY dan anti-AHY sering mengunggah isu dugaan keterlibatan keluarga SBY dalam kasus-kasus korupsi yang sudah berkekuatan hukjm tetap, seperti kasus Hambalang, tetapi isu itu tak pernah disambut penegak hukum.
Entah nanti “pada saat yang perlu” seperti disebut Paman di atas….
Persoalan amnesia nasional ini. Mungkin juga karena banyak orang berjiwa pemaaf.