Rp500 itu bisa buat apa ya?
Pak Ogah di lingkungan saya masih mau menerima gopekan — terutama yang bukan langganan. Hal itu berlangsung sejak belasan tahun silam. Dapat apa duit segitu kalau cuma sekeping? Pengamen saja minimum Rp2.000.
Tetapi kini koin, sebagai uang kembalian, makin sulit diperoleh karena transaksi nirtunai kian meluas. Kasir minimarket, warung, dan kios fotokopi paham, jika ada orang minta kembalian berupa koin Rp500 maupun Rp1.000 berarti untuk Pak Ogah.
Jika dibandingkan sepuluh tahun silam, saya tak tahu depresiasi koin Rp500 ini sekarang. Nilai intrinsik berikut biaya produksinya mungkin melebihi nilai nominalnya — apalagi koin Rp200.
Meski kecil, kalau koin sampai berkarung-karung ya besar nilainya, sepertiKoin untuk Keadilan untuk Prita Mulyasari, 2009, yang terhimpun hingga Rp615 juta lebih.
Di kedai istri saya uang koin Rp 500 masih laku untuk uang kembalian alias susuk, tapi entah kemudian dipakai buat apa oleh sang pembeli yang menerima susuk.
Karena uang logam Rp 500 masih laku di kedai istri, maka saya secara berkala datang ke tempat teman di tempat yang jauh dari rumah saya, demi menukar uang hasil jumputan ronda kampung teman itu dengan uang pecahan besar.
Bener buat kembalian. Kalo di negeri maju kayaknya koin receh gak masalah. Kasir selalu punya. Gak tau sekarang.
Cara ngabisin koin di LN ya di duty free bandara, beli cokelat. Kasir kita minta ambil sendiri karena kita nggak hafal nilai setiap pecahan.