Tadi pagi saya baru tersadarkan oleh sesuatu dari sofa dua warna yang sudah tiga hari ditampung di sebuah rumah dari rumah tetangga, keluarga duka. Ada relief gajah pada sandaran sofa merah. Saya membatin, hanya anak kecil dan orang dewasa penyuka mebel ukiran yang memperhatikan. Karena saya bukan termasuk keduanya, maka amatan saya pun tak jeli.
Dari mebel ukiran saya melihat identitas Indonesia: campuran aneka unsur. Motif ukir akhirnya kaya, lintas langgam ornamental etnis, pun tercampur motif Eropa dan juga Tiongkok. Guru dan alumni SMK jurusan ukir di Jepara pasti lebih paham soal ini. Mereka tahu motif ukir Jepara klasik yang mana, lalu macam apa yang terbaru, dan tentu motif khas suku lain. Yang pasti makin halus dan mendetail ukiran makin mahal harganya.
Terhadap aneka mebel ukiran di banyak rumah, saya mengandaikan satu hal: mayoritas tetamu yang duduk tak memperhatikan detil, terutama punggung dan lengan kursi maupun sofa yang mereka duduki.
Anggota keluarga pemilik mebel ukiran pun belum tentu memperhatikan motif secara saksama. Bisa jadi yang lebih sering mengamati adalah ART yang bertugas membersihkan perabot rumah.
Saya mencoba mengingat, seberapa banyak pemilik mebel ukiran — bukan produsen maupun pelapak mebel — yang memotret detail lalu mengunggahkannya ke media sosial. Ingatan saya buntu. Mungkin karena terlewat dalam jelajah virtual saya. Kalau di lokapasar sih ada, karena yang mengunggah adalah pelapak.
4 Comments
rumah ortu saya di Solo punya kursi model gini, pake ukiran. sampai sekarang masih ada. berat. dulu material pelapisnya dari beludru, tapi karena sobek, dan beludru menangkap debu, diganti dengan kulit imitasi model seperti di foto. kursi ini dipasang di ruang tamu.
Nah soal berat itu memang pasti. Dan menyita ruang. Kalo milenial kayaknya nggak suka mebel gitu 😇🙏
Berat. dan mahal?
Saya biasanya lihat barang kayak begitu di gedung-gedung pertemuan megah tapi lawas seperti Gedung Wanita Manahan Solo, yang sering disebut sebagai gedung peninggalan Tien Soeharto.
Selera kaum sepuh memang umumnya begitu. Orang sinis bilang selera feodal 🙈🙊