Tanaman Lee Kuan Yew, Bukit Soeharto, dan anggrek Bu Tien

Apakah nama Bukit Soeharto harus dihapus? Lalu anggrek Hartinah juga?

▒ Lama baca < 1 menit

Tanaman hias Lee Kuan Yew Vernonia elaeagnifolia

Saat menyirami tanaman menjulur untuk pagar ini pikiran saya sampai ke nama: Lee Kuan Yew. Sebagai nama benda apakah dapat ditulis lee kuan yew?

Bukan itu masalahnya, tapi nama ini setahu saya disematkan untuk Vernonia elaeagnifolia oleh masyarakat Singapura sebagai penghormatan kepada Mister Lee yang menghijaukan negeri kota nan sempit dan padat dengan Garden City. Menarik, laman flora fauna Pemerintah Singapura membahas tanaman ini secara kering seperti terhadap lema lainnya.

Bicara soal Lee, sejak dulu saya membandingkan dengan Soeharto. Sama-sama tidak demokratis tetapi Lee mampu memanfaatkan kekuasaan untuk mewujudkan Singapura yang maju, rakyatnya makmur, dengan birokrasi efisien dan bersih.

Tanaman hias Lee Kuan Yew Vernonia elaeagnifolia

Tentu selalu ada sanggahan: Singapura amat sangat kecil nian, keragaman etnis dan kulturalnya tak sekaya Indonesia. Barangkali benar. Sulit mencari bandingan untuk Indonesia dari sisi geografis dengan 17.000 pulau. Mengurusi Indonesia jauh lebih berat dan ruwet.

Lalu soal pengabadian nama Soeharto dan istrinya? Bagi saya itu sejarah. Saya tak suka Harto, dengan mengakui jasa dan hal baik dalam dirinya, tetapi saya menolak setiap ide, misalnya ada, untuk menghapus semua kenangan tentang dia. Sama seperti saya menolak bangunan warisan kolonial diruntuhkan.

Maka biarlah nama Taman Hutan Raya Bukit Soeharto, Kaltim, tetap melekat abadi. Begitu pun anggrek Cymbidium hartinahianum yang disematkan dari nama Bu Tien. Orang boleh tak suka kepada almarhumah, tapi sejarah mencatat kepedulian dan kecintaannya kepada anggrek.

Tanaman hias Lee Kuan Yew Vernonia elaeagnifolia

Pagi mekar bersama Bapak Bangsa Singapura

Soeharto dan kemeja lengan pendek pakai dasi

Cobalah Menafsir Foto Harto

Harto, Time 15 Juli 1966

4 Comments

junianto Jumat 1 April 2022 ~ 07.54 Reply

Heeem, Soeharto dan istrinya, bikin saya ingat nDalem Kalitan di Solo, tempat mereka semasa hidup menginap jika sedang ada kunjungan ke Solo Raya.

Bikin ingat juga bahwa sudah berbulan-bulan saya tidak lewat depan nDalem Kalitan naik trail….

Pemilik Blog Jumat 1 April 2022 ~ 11.41 Reply

Nanti difoto ya

junianto Jumat 1 April 2022 ~ 11.55 Reply

Dahulu saat masih kerja selalu menugasi reporter, secara berkala, membuat konten misal jelang peringatan sekian tahun meninggalnya Harto, jelang bulan puasa karena di depannya ada masjid besar, dll, dll.

Pemilik Blog Jumat 1 April 2022 ~ 13.24

Tabungan konten tematis itu perlu bagi media, terutama menjelang hari libur panjang atau cuti paksa 🤣

Tinggalkan Balasan