Sejak kecil hingga tua, setiap kali saya melihat pria berkalung rantai emas selalu teringat rantai kaleng biskuit marie Regal. Pernah sih saat saya bocah mencoba mengalungkan rantai itu tapi ternyata mencekik leher.
Yah, namanya juga selera dalam berdandan. Saya hingga kini belum berminat bergelang akar bahar dan bercincin akik. Tato permanen juga tak ingin, karena repot menghapusnya, mahal pula.
Kalau Anda, sebagai pria, senang mengenakan perhiasan apa saja?
8 Comments
Saya pernah pakai cincin emas bermata apa gitu, hadiah dari mertua di Jakarta, tapi hanya saya pakai beberapa hari krn risi pakai perhiasan.๐
Tentang rantai kaleng Regal, eh tentang biskuitnya, tiga hari lalu istri beli dari pusat kulakan gara2 diskon jadi Rp 87.000 (harga normal Rp 115.000 atau Rp 125.000 dia lupa). Dia bilang untuk stok di rmh, jaga2 kalau saya blangkemen, tapi sampai hari ini belum saya buka.
Blangkemen.
Istri saya juga suka bilang gitu, dialamatkan kpd suami ๐คฃ
Lha istri sy kalau malam, sebelum tidur, sering sambat blangkemen terus minta dibelikan ini-itu via GoFood/GrabFood.
Kalau saya yg blangkemen lebih gampang : apa saja yang ada di rmh saya santap.๐ฌ
Lha yes. Kalo ada stok pokoknya enak. Pagi saya juga blangkemen kalo mau ngeteh atau ngopi ๐คฃ
Stok sy yg selalu ada : tempe kripik dan peyek teri, mi instan rebus dan goreng (ora ketang dua-dua) dan belakangan ketularan Paman : kacang atom.๐
Stok “fresh” : dua hari sekali beli tahu goreng dan tempe goreng di wedangan siang dekat rmh (buka jam tujuh pagi sampai empat sore), beli 10 biji cuma Rp 5.000.
Peyek, terutama teri, itu ohhhhhh saya suka. Blaik yรจn didhรชp, kata istri. Buat saya ya untuk digado dan lauk. ๐
Tempe bacem, tahu kulit bacem, selain untuk lauk juga saya gado. Asal tidak sengkring-sengkring berarti aman ๐คฃ
kata kuncinya : (tidak) sengkring-sengkring. ๐ฌ
Teri dan kacang-kacangan, selain sayuran tertentu, perlu diwaspadai oleh bala AU (asam urat) ๐