Bambi Bonbin menelepon Kamso, “Oom, Saifuddin Ibrahim tuh siapa?”
“Saya tau juga baru sekarang karena dia bikin heboh. Saya belum tau gereja mana menahbiskan dia sebagai pendeta, sebelum akhirnya dia bikin gereja sendiri. Jadi pendeta kan perlu sekolah, setelah lulus magang dulu. Tapi nggak tau juga sih kalo ada aliran yang nggak kenal kurikulum buat calon pendeta, lantas siapa pun yang merasa pinter teologi secara autodidak boleh mendadak jadi pendeta. Eh maap, kok saya malah kayak orang khotbah. ”
“Terus dia kudu diapain Oom?”
“Ya biar bertanggung jawab atas usulan menghapus tiga ratus ayat Alquran. Ngapain ngurusin kitab agama lain. Tapi di YouTube dia bilang siap dihukum. Kalo siap, misalnya dia di luar negeri, ya pulang ke Indonesia dong.”
“Kenapa sih ada aja orang gitu kalo sudah pindah agama? Nggak semua sih…”
“Mau murtadin, mau mualaf, kalo dari jenis yang suka jelek-jelekin agama lama, emang ada pasarnya. Ada fan clubs. Jadi masalah kalo fans masing-masing kubu melebar lalu timbul gesekan.”
“Fans masing-masing itu secara rohani dan keimanan, atau apalah terserah, belum stabil ‘kali, Oom?”
“Lah, omonganmu hebat banget, pendeta aja setahu saya nggak ada yang bilang gitu. Kamu mau bikin gereja virtual baru ya?”
“Saya kan sering dibilang nggak punya agama, Oom.”
¬ Gambar praolah: akun YouTube Saifuddin Ibrahim
2 Comments
Wong ndembik!
Bersalam damai lalu menyerang agama lain. Aneh.