Dulu saya direpoti aneka kartu diskon. Dompet saya tak sanggup memuat aneka kartu di luar KTP, SIM, dan kartu ATM. Saat itu, 2007, smartphone belum menjangkau semua orang. Kalaupun ada, misalnya PDA — oh, alat yang berusia cekak ini — toh belum didukung ekosistem layanan.
Maka saya tahun itu, dalam posting, membayangkan ponsel bisa menjadi kartu diskon. Saya bayangkan dengan memanfaatkan SMS gateway untuk otorisasi. Memang sih, kalau jaringan buruk, sehingga komunikasi data macet, padahal kita sudah di depan kasir, pasti tensi pengantre di belakang kita naik.
Untuk ilustrasi dalam posting, saya mengarang kartu diskon. Sekarang saya tidak bisa melakukan hal itu. Lupa caranya. Sudah lama saya tak mengunakan Photoshop. Lagi pula kreativitas saya memang menurun. Yang penting keinginan saya sudah terwujud: kartu keanggotaan, poin, dan diskon kini ada dalam ponsel. Tapi kini saya tidak berbelanja.
2 Comments
Satu hal tetap sama (dlm PL maupun PA/posting anyar) : yang penting baterai ponsel tidak habis, dan ponsel tidak kecemplung got.😬
Atau ponsel tidak dicopet 🙈