Di satu sisi saya paham, BIN itu seperti lembaga negara umumnya, punya kebutuhan komunikasi relasi publik. Saya juga percaya, selain semuanya sudah teranggarkan, penggunaannya pun teraudit. Intinya, dari sisi penggunaan uang negara tak ada masalah.
Lamunan saya tentang serial iklan BIN itu muncul setelah di Kompas hari ini, pada halaman depan, hanya muncul teaser atau apalah namanya, untuk isi lengkap yang ada di halaman dalam.
Saya selama ini hanya membaca sekilas judul artikel sponsor BIN seputar penanganan Covid-19. Ada juga sih judul menyempal dari kebiasaan: membahas ibu kota baru.
Saya tidak paham tata anggaran, hanya membatin apakah sebagian dana komunikasi bisa dialokasikan untuk hal lain, sesuai tugas utama BIN. Mohon pencerahan.
¬ Bukan posting berbayar maupun titipan
2 Comments
Kalau dengar atau baca kata BIN, yang teringat oleh saya adalah hal-hal angker dan misterius seperti almarhum Munir, Pollycarpus (betul nggak ya nulisnya?), dan Muhdi PR. Bukan hal-hal terbuka seperti soal vaksin.
🏃🙊🙈