Di samping gerbang sebuah kompleks di Pondokmelati, Bekasi, ada Indomaret. Yang jadi masalah, sebagian pembeli senang memarkir di sebelah toko. Ya, di jalan masuk keluar kompleks. Dalam foto, toko ada di kanan, tampak emperannya. Itu bukan akses masuk ke toko.
Posisi parkir mobil, kalau dari arah kompleks akan keluar, adalah di sisi kanan jalan. Agar pengemudi bisa membuka pintu, maka dia tidak parkir mepet kanan. Apalagi bahu jalan, bekas got, itu tidak dibersihkan dari aneka geronjalan.
Adapun posisi parkir mobil, kalau dari arah luar akan masuk kompleks, juga merapat ke toko. Tapi penumpang maunya bisa leluasa turun dari pintu kiri. Maka mobil kurang mepet ke bahu jalan.
Alhasil, mobil parkir di sana mengganggu lalu lintas, apalagi kalau berpapasan. Paling repot kalau ada mobil akan masuk gerbang dari kiri. Kadung belok kanan ternyata terhalang mobil parkir. Mau mundur tidak bisa karena sudah ada mobil di belakang, sementara dari arah berlawanan juga ada mobil mau keluar dari kompleks.
Solusinya? Menunggu si pemarkir selesai belanja. Umumnya, kalau tanpa masker tampak ekspresinya cuek, disertai bahasa tubuh tak meminta maaf.
Tak ada rambu larangan parkir di situ. Kalaupun ada mungkin juga dilanggar.
Indonesia memang negeri ajaib. Dalam beberapa hal intoleransi cenderung meningkat, namun dalam hal lain toleransi terpelihara, bahkan longgar, jika menyangkut akhlak dan kesalehan sosial. Toleran itu dalam arti khusus: ya udah deh daripada protes malah dimusuhi, diajak berantem. Ada juga tambahannya: orang lain pada diem kenapa sampean rewel?
Adab memang mahal.
8 Comments
otaknya si empunya mobil sudah tidak ada karena dijual buat beli mobil..
Wah jangan kejam gitu, Zam 🙈
Nah, kenapa sampean rewel, Paman? 🏃🏃🏃
Saya sih gak rewel, saya tetap berhenti sampai macet dua arah. 😁
Nah, ini intoleran namanya….
Entèk, piyé?
Habis, gimana?
😆