Mangkuk yin yang untuk permen

Kita sering mengabaikan sisi menarik dari benda di sekitar kita karena memang tidak penting. Tahu maupun tak tahu, sama tak bernilainya.

โ–’ Lama baca < 1 menit

Mangkuk yin yang untuk wadah permen

Saat membersihkan meja, saya baru sadar kalau dari atas mangkuk porselen ini merupakan lambang yin yang, dua hal yang saling melengkapi dalam ajaran Konfusianisme.

Dari atas bentuk mangkuk tidak bundar sempurna (bukan bulat sempurna) tetapi terpiuh.

Ada saja sisi menarik dari benda-benda di sekeliling kita, bahkan yang tiap hari kita lihat, namun kita tak menyadari. Bisa karena kita kurang peka, atau bisa jadi otak kita terlalu sibuk oleh hal yang lebih wigati, atau gabungan keduanya.

Lalu tentang seseorang yang kadang tertarik pada hal-hal tak penting, lalu mengomunikasikan temuannya kepada orang lain? Psikolog yang bisa menjelaskan.

Kalau orang awam sih punya jawaban jitu, “Pasti dia kurang kerjaan, makanya iseng.”

5 Comments

junianto Selasa 15 Februari 2022 ~ 16.05 Reply

Masak Paman iseng karena kurang kerjaan? Setahu saya, sejak abad lalu, tatkala punya banyak kerjaan pun Paman ini iseng.

Pemilik Blog Selasa 15 Februari 2022 ~ 16.21 Reply

Kok membahas saya?
๐Ÿ™ˆ

junianto Selasa 15 Februari 2022 ~ 16.34 Reply

Halah, ngono yo ngono ning ojo ngono.

Antyoยฎ Selasa 15 Februari 2022 ~ 17.57

Ora cetha, tur ngayawara ๐Ÿ™ˆ

junianto Selasa 15 Februari 2022 ~ 18.40

๐Ÿ˜๐Ÿ˜๐Ÿ˜ฌ๐Ÿ˜ฌ

Tinggalkan Balasan