Tidak bisa saya sebut mendadak hujan, karena sebelumnya mendung gelap sudah berat. Tapi saya lupa menjemur sesuatu di atas. Masalah sudah selesai. Istri saya yang memberesi. Tapi mata saya terpikat hanger yang digantung setelah melongok dari rak besi siku. Ada pengalaman visual baru dari barang lama di rumah sendiri. Saya tak tahu kenapa sering mendapatkan pengalaman visual macam itu.
Sejak dulu saya terkesan kepada hanger karena ada tanda tanya untuk cantolan. Setiap kali melihat hanger saya bertemu tanda tanya. Tanda tanya harfiah secara visual dalam rupa trimatra. Bukan kiasan.
Saya jepret hanger tergantung itu dari sekian sudut bidik. Lamunan saya terus mengalir. Sebagian hanger plastik sudah pudar warnanya. Kilaunya berkurang, menjadi berbusik, karena sering terkena panas di bawah atap polikarbonat saat digantungi jemuran.
Hanger lain, yang berbahan kawat, sudah berubah sedikit bentuknya, tapi masih tampak sebagai hanger, karena terlalu berat menanggung beban terutama saat lain masih agak basah.
Mereka semua berjasa, sudah lama menjalankan fungsi sesuai garis hidupnya sebagai produk industrial. Selain mereka ada pula hanger yang selalu bengkok ketika digantungi jemuran kering sekalipun. Daya tahannya tak secantik tampilannya yang berkilat.
Saya pun membatin apakah mereka pernah mengeluh sambil menggeser ponsel agar lensa beroleh sudut bidik lain. Pertanyaan tanpa gumam itu diikuti pertanyaan lain, kenapa ketika memotret apa saja dengan ponsel berkamera biasa ini pikiran pikiran saya kadang ke mana-mana, bahkan seperti bersolilokui.
Lalu ketika foto sudah jadi, saya tidak tahu akan saya apakan. Berbagi foto jepretan sendiri di grup WhatsApp tertentu sudah lama saya tinggalkan. Foto tertentu yang tak lucu, atau tak menanya anggota grup, hanya akan membenani memori ponsel dan mengerikiti kuota internet mereka.
Kenapa tak saya naikkan ke blog? Belum tentu ada cerita, atau kalaupun ada saya sedang tidak niat, atau terinterupsi oleh hal lain, lalu lupa tadi mau menuturkan apa. Solusi paling bagus dan cepat adalah menghapus foto agar tak membebani ruang simpan ponsel.
Beberapa kali foto saya naikkan ke aplikasi WordPress sebagai draf. Banyak yang kemudian saya hapus karena saya tak tahu, atau malah lupa, harus bercerita apa. Lantas draf saya hapus, di folder sampah saya enyahkan. Selesai.
Walakin demikian, blog terutama ngeblog masih terasa cocok bagi saya. Ada ruang untuk bercerita dengan menyertakan gambar tanpa mengganggu orang lain apalagi memaksa baca.
7 Comments
Banyak hanger di rmh saya, ada tiga jenis (salah satunya berbahan kawat spt disebit dalam konten Paman di atas). Hanger2 itu bukan hasil membeli tapi dari pemilik jasa laundry depan rumah untuk pakaian istri saya yang di-laundry-kan bijian, bukan kiloan.
Bisa difoto dan jadi cerita. Pasti bisa. 😇🙏
Kapan-kapan, deh.
Saya tunggu. Di pengkolan.
Semoga saya ndak lupa.
Alesyan
Hamdani Hartoyo….