Dari gelas alat tulis di meja kerja saya amati alat berbentuk paus ini. Saya tidak lupa. Dari dulu ingat punya alat ini. Yang saya lupa adalah kapan terakhir kali saya menggunakan pembuka amplop ini?
Ya, sudah lama saya tidak menerima surat dalam amplop selain kartu undangan. Semua surat tagihan sekarang melalui email maupun aplikasi ponsel. Sampai delapan tahun lalu tagihan kartu pascabayar Telkomsel dan Telkom masih melalui pos, berisi setidaknya dua lembar kertas HVS 80 gram. Beberapa penerbit kartu kredit tampaknya masih ada yang mengirimkan lembar tagihan — bukan pengiriman kartu — via pos dan kurir
Surat yang dulu sering saya terima adalah surat bisnis, apalagi dulu di kantor, karena semua tagihan saya alamatkan ke kantor. Surat pribadi jelas sudah tidak saya terima setelah ada SMS dan kemudian BBM lalu akhirnya WhatsApp.
Makin berkurangnya surat dalam amplop yang sampulnya dilem telah meninggalkan artefak, antara lain pembuka surat. Zaman dulu, sebelum era belanja daring, dua kali saya memiliki pembuka surat dengan roda pisau bertenaga baterai, yang satu suvenir dari bank.
6 Comments
saya masih nerima.. sebagian besar dari kantor-kantor..
alat paus ini saya juga baru saja punya, beli di amazon.. 😆
Makin membimbingkan Jerman di mata saya dari jauh.
Soal si paus, apa cucuk dgn ongkir lokal Jerman? Kan harga barang ini murah?
beli buat genap-genapin pesanan biar gratis ongkir, paman.. harga ga sampe 1€
Aha kayak saya dulu suka gitu 🤣
Terakhir sy dpt dari Bank Permata Solo cabang Jl Slamet Riyadi, November tahun lalu sy lupa tanggalnya (tapi pasti setelah tgl 6 krn sy terakhir ke bank itu 6 Nov 2021). Isinya kertas QR qode eh kode untuk kedai istri saya.
Kalau mbukak surat dlm amplop tertutup biasanya sy gunting amplopnya, atau sobek saja pakai driji.😁
Paling sip itu ya pake gunting.
Langsung pake tangan juga sip. 👍