Dua bocah itu meninggalkan sepedanya. Ada adegan terlewat karena saya tak siap memotret: anak yang di kanan menarik ranting ke bawah, lalu anak yang di kiri melompat ke atas, mencoba memetik kersen. Gagal.
Di lingkungan saya masih ada anak-anak berkeliling dengan sepeda, kadang bertandang ke sebuah rumah, lalu anak tuan rumah ikut berkeliling. Ya, mirip suasana di perkampungan. Apalagi kompleks saya terhubung ke kampung.
Anak-anak saya perempuan semua. Mereka tak mengalami masa kecil memanjat pohon karena kami tak punya pohon. Mereka tak mengalami saling jemput bersepeda dengan teman sebaya karena dulu sedikit teman sebaya, umumnya lebih tua.
Setiap anak bahkan generasi memiliki masa emas nostalgik masing-masing.
4 Comments
jaman SMP tiap pulang rumah saya selalu mampir ke satu pohon talok.. panen buah lalu memasukkan ke saku seragam.. saking banyaknya, sering buahnya mencothot dan bikin noda di baju..
talok ini pohon ajaib, tiap hari dipetik, buahnya yang matang ada terus..
Hahha, ngeplèg di baju.
Iya talok ada terus kayaknya, dan cocok buat penghijauan.
Zaman kecil saya ya suka gitu itu, nyolong talok atau sirsak tetangga. Bahkan yang sirsak sampai manjat tembok segala. 😁
Anak sekarang tidak karena rumah kian rapat, mainan kian banyak, ada ponsel dan aneka hiburan digital