Pagi ini udara sejuk. Tidak gerah memompakan aktivitas kelenjar keringat. Suhu 24° C, dengan angin berembus lembut, sesekali menggerakkan genta pipa kecil.
Saya suka. Merasa ini suhu yang pas. Kemarin lebih nyaman, 23° C. Itu temperatur yang aku rasakan; feels like, kata pencatat cuaca.
Tetapi nyaman buatku belum tentu sama bagi orang lain. Misalnya peronda di luar ruang. Atau penjual makanan yang mulai menata dagangan di serambi rumah.
Ukuran kenyamanan setiap orang berbeda. Aku tak memerlukan jaket dalam cuaca jam ini dan sebelumnya, tapi orang lain membutuhkan, bahkan yang masih tergolong belia.
6 Comments
paling cocok memang suhu yang mendekati suhu tubuh.. bahkan “suhu ruangan” juga sepertinya hal umum, sekitar 25°C..
Ya, saya nyaman di 25-27° C. Di bawah itu kedinginan
Genta angin, aha, saya tidak bisa menikmati suaranya saat pagi, karena ada dipasang di omah kulon yang jarang bingits kami inapi….
Pagi ini Serengan juga sejuk, bikin saya senang dan nyaman. Tapi sisa dingin semalam bikin saya bersin2 dan agak pilek. Barusan saya hangatkan badan dengan naik-turun tangga dan mepeni memehan.
Saya termasuk yang kurang tahan cuaca dingin, kalau malam sering tidur pakai kaus didobeli baju lengan panjang.
Orang emang beda-beda ya. Kalo saya, kelenjar aktif, sumukan apalagi kalau kelembapan tinggi.
Tapi dalam AC dingin kering saya juga gak tahan. Apalagi dlm pesawat dan bus yang outlet AC di atas kepala. Pakai topi gak nolong, leher kemeng, hrs pake hoodie. Perlu balaklava mungkin 🙈
Dahulu kala, di kantor yang luama, jika tinggal sendiran di ktr, AC sy matikan.
Naik sepur jarak jauh kelas argo yang AC-nya dingin bingits bikin sy cukup tersiksa, dan sering jadi masuk angin karenanya.
Kalo saya kulit jadi kering banget, busik, lalu gatal. Ndesa memang. Hrs pake pelembap sih.