Di sebuah kios jus yang juga menjual aneka pernik dan mainan saya lihat benda yang sudah lama tak saya lihat: serit, alias sisir kutu kepala. Harga barang transparan cerah itu Rp4.000. Tentu saya tak membelinya karena sisir biasa pun saya tak memerlukan.
Saya cari di lokapasar ternyata banyak lapak yang menjual serit beraneka modal beragam harga.
Serit klasik, mirip model lama yang bergagang kayu dengan tulang pengapit jari-jari sisir, juga ada.
Saya jadi penasaran apakah sekarang masih ada orang yang rambutnya berkutu? Sebetulnya yang berkutu itu kulit kepala, si parasit Pulex irritans yang mengisap darah itu hanya hinggap di rambut dan mondar-mandir. Gambar selain lukisan, tentang beberapa perempuan memunggungi yang lain, untuk mencari kutu, setahu saya hanya ada di era salon foto pradigital. Tapi ternyata dalam lima tahun terakhir foto mencari kutu itu ada, malah diperlombakan (2017).
Kalau di penjara dan lingkungan tertentu yang higiene huniannya buruk, sangat mungkin ada kutu. Masalahnya, kutu juga bisa bermigrasi, misalnya dalam ruang sempit dan angkot.
“Mentjari Kutu Rambut” (Hendra Gunawan, 1953; cat minyak di atas kanvas, 84 cm x 65 cm) — Edwin’s Gallery
Please RT @Andreasglng Petanan (mencari kutu) #AcerPictFest pic.twitter.com/XBYnVNrh"
— Sebastian Kisworo (@Kisworo1x) January 5, 2012
8 Comments
mungkin untuk kucing juga, paman.. kutu kucing ukurannya lumayan agak besar..
Kayak kitu anjing dong. Caplak eh pinjal itu gede
Mencari kutu rambut alias petan.
BTW saya senang kalimat ini : karena sisir biasa pun saya tidak memerlukan. Jujur.
Lha tenan to. Wis tak bedhèk.
Bedhekane cocok. Jare blontank, cocok dadi parabohong eh paranormal.
Weruh sakdurungé winarah. Bar setu mesthi minggu.
yen kulo weruh sakdurunge pinarak….
Senang mengincar jabatan eh kursi