Tak terpakai karena followers sedikit

Media berita dan opini mengutamakan penulis yang punya pengikut di medsos supaya dia bantu promo. Untuk meringankan tugas bagian marketing.

▒ Lama baca < 1 menit

Penulis harus punya followers di medsos

Kamso heran melihat tampilan Danny Kacang setelah pensiun. Rambut panjang dikucir, sebagian sudah beruban, dan merokok! Aneh, mestinya setelah tua justru berhenti. Tapi dia punya alasan, “Lagi pengin aja setelah empat puluh tahun brenti.”

Danny mengeluh, apa yang dulu terjadi di medianya ternyata berlaku di media lain. Nggak semua sih. Tulisan orang luar akan dimuat kalau dia tokoh atau pejabat, atau orang biasa tapi punya pengikut banyak di Twitter dan Instagram. Kali ini dia yang jadi korban. Padahal dia penulis bagus, sempat jadi copywriter sebelum balik jadi editor, tapi selalu di belakang layar.

“Bahkan, aku denger dari teman, cerpenis yang bagus tapi nggak aktif di medsos nggak bakal dapat prioritas. Kecuali mungkin reputasi setara Seno Gumira Ajidarma,” katanya.

“Ya media kan butuh trafik. Harus punya jualan menarik,” kata Kamso.

“Akhirnya yang dilihat siapa yang nyanyi, bukan apa lagunya.”

“Lha ya wajar, ini bisnis. Makanya orang bikin film rebutan pesan aktris yang lagi laku. Film iklan juga.”

“Beda, Mas. Media mestinya melahirkan bintang. Bukan cuma memanfaatkan. Ingat kan waktu awal Kontan? Mereka yang membesarkan Lin Che Wei, Goei Siuaw Hong, Pardi Kendy, Panangian Simanungkalit, dan lainnya.”

“Lha kan zamannya udah beda. Kata temenku yang orang bisnis di media, biarpun tulisannya biasa aja, bahkan cemen, kalo penulisnya terkenal, followers belasan ribu, tetep datengin trafik. Orang dengan banyak pengikut di medsos itu punya social currency.”

“Iya, penulis diharapkan promo artikel dengar nge-share link. Mas Kam punya berapa?”

“Lha aku kan nggak aktif di medsos? Di Twitter dan IG punya akun supaya bisa masuk. Lebih penting lagi aku bukan penulis.”

¬ Gambar praolah: Shutterstock

4 Comments

junianto Senin 24 Januari 2022 ~ 20.48 Reply

Followers IG saya 1.249, itu banyak apa sedikit, to?

Tapi nggak penting dhing, wong saya juga sama dgn Om Kamso : bukan penulis.

Pemilik Blog Senin 24 Januari 2022 ~ 20.58 Reply

Di atas seribu itu lumayan untuk orang biasa. Kalau untuk kedai ya masih kurang 🙏🍎

junianto Senin 24 Januari 2022 ~ 21.08 Reply

Kedai 2.855. Posting tiap hari sejak 14 Juni 2020.

IG sy sendiri. posting kadang2, sejak 26 Februari 2016. Lbh tua, tapi kalah skoy jmlh followersnya.

Pemilik Blog Senin 24 Januari 2022 ~ 21.16

Bagussss… 👍

Tinggalkan Balasan