Aneh juga, setua ini aku tak dapat menjawab apa kebisaanku. Masa menjawab ular berbisa.
↻ Lama baca < 1 menit ↬

Aku bingung jika ditanya apa pekerjaanku setelah tak berstatus pegawai perusahaan. Kadang aku kurang percaya diri jika harus mendaku sebagai penulis kecuali tak ada pilihan lainnya dalam daftar centangan. Ketika juru tagih dari bank menanyakan pekerjaanku, aku bingung menjawab.

Aku repot jika harus menjawab penulis apa? Cerpen dan novel bukan, apalagi puisi dan naskah drama. Biografi jelas tidak. Profil perusahaan juga tak.

Menjadi penulis blog? Sejauh ini bukan pekerjaan. Apalagi tak dapat bayaran, entah besok.

Ehm, desainer? Sama sekali bukan. Aku tak berani mendaku sebagai desainer, dalam hal ini grafis, karena kemampuanku di bawah pas-pasan, dan aku tak paham konsep maupun implementasi desain seperti orang sekolah desain komunikasi visual.

Memang sih aku pernah memberanikan diri mendaku sebagai copywriter dan desainer di platform untuk freelancer. Tapi nyatanya tak ada order, artinya aku tak punya nilai jual.

Geli juga aku, ternyata aku tak punya klaim diri yang laik jual. Ternyata di Linkedin pun aku tak menyebut kebisaan khususku. Orang lain bisa penuh percaya diri menyebut ekspertisinya penulis dan desainer sementara aku tidak bisa karena memang tak layak. Aku tahu diri.

Sebenarnya aneh. Hal ini aku sadari setelah usia makin menua.

Ehm, penulis. Aku ingat waktu SMP ditanya teman, didengar oleh guru, ingin jadi apa. Penulis, kataku. Penulis apa, aku dikejar tanya. Buku daftar logaritma, jawabku. Tak ada apresiasi selain mulut-mulut mencucu menyuarakan huuuu…

6 thoughts on “Apakah aku seorang penulis?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *