Saya tak dapat mengingat pasti sejak kapan saya minum air putih di rumah dari botol. Kalau dalam perjalanan sih sejak dulu, termasuk botol Aqua sekali pakai sebelum diet plastik. Sebotol air selalu menyertai dalam perjalanan dengan mobil pribadi maupun angkutan umum.
Dulu di kantor? Juga sudah lama, terutama setelah mengenal infused water. Tiap sore botol dicuci oleh petugas. Kalau tanpa rendaman buah, di kantor saya tetap minum dari gelas yang airnya saya tuang dari wadah kaca pribadi yang setiap hari juga dicuci.
Pernah, di tempat kerja sebelumnya, karena terpaksa, sebelum saya membeli setengah lusin gelas tinggi Luminarc di Mayestik, Jaksel, saya membeli beberapa botol Aqua besar untuk saya minum sendiri. Penyebabnya: gelas di dapur habis karena kantor lain yang segrup dan serumah tiba-tiba kedatangan banyak tenaga baru.
Kalau minum air putih dari botol bening yang tak mirip termos tapi disebut tumbler, di rumah? Mungkin itu setelah saya sering di rumah, akhir 2019, untuk bekal ke kamar, bergantian dengan gelas.
Juga mungkin, karena saya kerepotan bawa gelas dan lainnya, dengan bersarung menaiki tangga akhirnya saya memilih botol.
Setelah ada WFH, anak-anak saya pun membawa botol ke kamar.
Ada bagusnya saya memakai botol. Saya mudah kehausan. Dulu setiap kali habis minum air putih, gelas saya taruh di bak cuci. Maka dalam sehari bisa ada banyak gelas gara-gara saya. Bahkan ketika saya sendirian di rumah, sehingga harus mencuci sendiri, gelas pun tetap banyak.
Sekarang gelas cucian tak sebanyak dulu. Karena saya kembali jadi bayi. Yang penting botol selalu bersih.
Dahulu kala saat masih ngantor tiap hari saya bawa botol spt itu, isinya jus belimbing tawar, bekal dari istri, yang katanya bagus buat pasien hipertensi. Jus habis, minum air putih dari dispenser kantor, pakai gelas.
Sekarang nggak pernah pakai lagi karena sudah nggak ngantor😁. Di rumah minum pakai gelas, karena yang saya minum air putih hangat, ribet kalau pakai botol.
Tentang gelas Luminarc, sama dengan merek yang dipakai di resto istri — kami pilih karena mutunya skoy.
Terus, soal minum jus belimbing masih berlanjut?
Mboten.
Soalnya, menurut pengalaman saya, hasilnya kurang efektif untuk menurunkan tensi darah.
Mbok coba parutan belimbing wuluh. Sama nggado seledri.
Nggak langsung sih tapi dalam bbrp hari tensi bisa normal bahkan turun. Kalo kebanyakan bisa drop banyak, malah lemes.
Untuk orang normal, jus timun bisa bikin lemes. Anak saya di sekolah pada pernah rehat di UKS krn nggliyeng lemes. Sebelum berangkat dia minum jus timun.
Siap, Paman.
Tapi yang parutan blimbing wuluh apa nggak kecut bingits?
Lha ya kecut cut 😇