Salah satu ciri khas orang tua adalah membahas masa lalu. Saya termasuk. Maaf, jika Anda tak berminat membacanya, silakan meninggalkan laman ini. Emang saya mau cerita apa?
Tentang buku tipis digital perihal blog, Saya dan Blog, di Issuu, Juli 2010. Tampilannya mirip majalah. Hampir dua belas tahun silam. Versi PDF bisa Anda unduh.
Saat itu saya melakukan banyak hal. Rasanya tenaga saya ibarat baterai tak cepat habis, atau cepat terkuras tapi dapat dicas dengan cepat. Isi benak seperti berdesakan, butuh penyaluran, kalau bisa tanpa merugikan orang lain.
Saya senang menulis. Merasa bisa memotret sekadarnya dengan setelan otomatis pada kamera saku, bukan DSLR nircermin. Saya senang mendesain dalam arti sebatas meniru tukang tata letak.
Maka atas nama semangat berbagi, saat ngeblog masih menggairahkan banyak orang, saya pun membuat buku. Saya desain sendiri. Saya membuat foto sendiri. Yang ada di arsip saya angkut. Untuk foto sampul, kebetulan saya sudah memotret kibor laptop yang sedang saya cuci.
Lalu apa menariknya buku ini bagi pembaca? Entah.
Bagi saya, buklet ini adalah tonggak untuk becermin: pada suatu masa saya begini dan begitu, lalu sekarang mungkin ada yang berubah selain daya dan gagasan.
Saya tak menyesal jika sekarang tak sebergairah dulu. Bukankah dulu sudah melakukan banyak hal dalam ngeblog dan kegiatan seputar itu?
2 Comments
Saya tahu Paman sejak sekitar 15 tahun silam, tatkala booming blog. Saya tidak kenal dekat secara pribadi — bertemu hanya satu kali, itupun cuma bbrp jam — tapi saya tahu sejak dahulu betapa melimpahnya energi, gagasan, kreativitas, dan entah apalagi istilahnya, dalam diri paman.
Saya sering heran, bagaimana ada orang seperti itu.
Paman tak sebergairah dulu? Ah, itu wajar, alami : karena ada faktor usia, kesehatan, dll, dll.
Tapi, menurut ukuran saya, gairah paman masih luar biasaπͺπͺπͺ jika dilihat dari isi blog gombal ini day to day.
ππ Suwun untuk apresiasi ini semoga tak melenakan saya π