Dua bulan lalu saya menulis tentang generasi tua yang getun karena tak mencicipi ekosistem dalam ekonomi kreatif di masa mudanya. Saya teringat hal itu saat kemarin saat melihat kemasan Box and Co.
Saya melihat nasi kotak ini pertama lima enam tahun lalu dalam sebuah mini gig peluncuran EP sebuah band indie. Hanya band hobi, karena isinya perupa yang kebablasan berlatih. Salah satu anggotanya adalah perupa yang terkenal dengan lukisan besar charcoal.
Saat itu saya gumun. Menarik kemasannya. Rasanya pun layak. Hubungannya dengan ekosistem ekonomi kreatif? Zaman dulu template desain kemasan hanya ada dalam buku grafis yang menyertakan CD. Lalu mencari jasa cetak dummy atau mockup pun tak mudah, apalagi di kota kecil.
Kini ekosistem itu bertaut dengan diet plastik dan kesadaran lingkungan. Para penjual makanan bisa mengemas jualan dengan cara modern sesuai aspirasi milenial dan generasi Z. Flash Coffee masih menggunakan gelas plastik tapi tas dan dudukan memakai kertas dengan desain yang tak merepotkan kurir.
Ojek daring dan aplikasi belanja daring, beserta e-wallet, adalah bagian dari ekosistem itu.
¬ Bukan posting berbayar maupun titipan
4 Comments
Kalau sang pakar desain sendiri sdh sebuat bahwa desain nasi kotak (atau kotak nasi?) ini bagus, ramah lingkungan, saya sih tingal bilang yes.
Emang siapa yang pakar?
Pemilik blog bukan to?
🏃