Pamer karya, pamer kaya, di medsos

Orang pamer itu normal, masih butuh apresiasi dan pengukuhan dari orang lain. Kalau petapa mungkin tak butuh.

▒ Lama baca < 1 menit

Seleb yang jadi Sultan si medsos suka pamer kekayaan

Budi Obeng menggugat ke alamat yang salah, yakni Kamso, “Tuh napa pada pamer harta di medsos ya? Beli mobil kayak beli Hot Wheels. Nunjukin rumah mahal, aku nggak bilang mewah apalagi estetis!”

“Maksudmu para seleb yang punya kanal di YouTube dan lainnya? Kayak yang dikritik Ade Armando tempo hari, Bud?”

Maka mengalirlah aneka tanya berbau gugatan, dengan simpulan Budi, “Kalo pamer karya sih boleh, tapi jangan cuma pamer kekayaan. Hi-fi ratusan juta aja ditunjukin ke publik, blom lagi koleksi vinyl, Oom!”

“Kamu sirik? Dirugikan? Keganggu?”

Budi mendengus. Kamso mengingatkan, “Kamu kan nggak tahu amal mereka. Yang mereka bikin itu juga karya, pakai tim kreatif, ngasih kerjaan orang. Mereka bayar pajak. Yang nggak bener tuh manfaatin publisitas, dengan memperalat polisi, ngaku nyumbang dua triliun buat Covid-19. Sama nggak benernya bikin konten fitnah dan adu domba, atau nyebarin kebencian, atas nama agama lagi.”

“Oom kok kayak pejabat?”

“Mungkin. Tapi dari bermacam kanal itu banyak yang suka kan? Yang kasih jempol ke bawah juga ada sih. Tapi intinya orang seneng bahkan kepo ama kemakmuran orang lain. Dulu di media berita, sekarang di media sosial, oleh pelakunya sendiri.”

“Napa kemauan publik atau fans harus dituruti? Lalu pada pamer?”

“Pamer itu bagian dari kesadaran sosial. Nggak cuma pamer harta. Artinya orang yang pamer itu masih normal, butuh perhatian, pengakuan, apresiasi, dan pengukuhan dari orang lain. Yang nggak peduli gituan kalo bukan petapa ya orang yang sendirian yang terdampar di pulau kosong.”

“Halah lebay, hahahaha…”

“Mereka yang kamu bilang pamer juga butuh berbagi tentang dirinya, bukan cuma soal harta. Masalahnya, orang lain suka, tapi kamu nggak ngerasa dapat faedah. Kamu juga boleh kok Bud kalo mau pamer…”

“Pamer kemiskinan?”

¬ Gambar praolah: Shutterstock

4 Comments

Jelajah Langkah Senin 10 Januari 2022 ~ 16.54 Reply

Aku ya suka pamer lho, Oom. Pamer nek punya blog sik jarang aplot tulisan :D

Pemilik Blog Senin 10 Januari 2022 ~ 17.24 Reply

Merendahkan diri untuk ngécé 🤣

junianto Rabu 24 November 2021 ~ 11.14 Reply

Hahaha, Oom Kamso jadi bikin sy inget (kasus) anak perempuan Akidi Tio!

Oya, kalau blogger, sbg bagian dari kesadaran sosialnya, pamer apa ya? pamer kata2 dan gambar2 ilustrasi yang skoy alias ciamik itu?😬

Pemilik Blog Rabu 24 November 2021 ~ 11.33 Reply

Pamer apa ajalah yang penting gak merugikan orang lain 🙏

Tinggalkan Balasan