Sudah jamak hukumnya apabila saban pagi aneka grup WhatsApp berisi gambar motivasi, renungan rohani, dan ucapan selamat pagi. Beda grup bisa sama gambarnya. Tak jelas karya siapa. Orang-orang asal forward saja; mungkin serentak ke pelbagai grup, lalu di sebuah grup muncul tiga gambar sama dari pengirim berlainan. Atau yang muncul hari ini pernah nongol dua pekan lalu, tapi dua bulan lalu pernah tertayang juga.
Tipikal grup WA berisi orang tua? Entahlah. Mungkin pengirim dan pembaca sama-sama lupa, tapi ini bukan pasal usia karena daya ingat memang terbatas dalam semburan kencang informasi.
Nah, di sebuah grup eks-sejawat yang saya ikuti selalu ada seseorang yang saban pagi mengirimkan poster hasil jepretan sendiri, dengan ucapan sama dan font konsisten. Mirip template. Tapi dia tak pernah mem-forward gambar karya orang lain.
Poster karya dia, dalam resolusi rendah, sering dikrop lalu jadi poster baru entah oleh siapa dan akhirnya sampai kepadanya tapi si pengirim terakhir tak tahu bahwa itu karya si penerima.
Suatu kali seseorang menganjurkan dia membuat akun di Instagram. Namun tampaknya belakangan pemutakhirannya tak lancar. Dia lebih nyaman dengan WA. Lalu penganjur IG tadi usul agar watermak berupa inisial TR disertakan.
Siapa TR? Jika Anda masih membaca koran Kompas versi kertas maupun e-paper pasti kerap bertemu ilustrasi kartunal atau karikatural untuk artikelnya.
TR ini pensiunan art director di Kompas Gramedia. Dia adiknya kartunis Libra, pembuat serial Timun (tapi berisi Terong) di Kompas Minggu. Kakak mereka adalah wartawan foto legendaris Indonesia: Kartono Ryadi.
TR dan Libra tentu bukan nama asli.
4 Comments
Suhu TR pancen oye 👍
Jelas 🙏🍅👍💐
Tiap pagi sy krm ucapan selamat pagi bergambar ke bbrp grup WA dan japri ke dua kawan, sebgn hasil gugling, sebagian besar hasil beroleh dari japri kawan.
Tapi sy tak pernah langsung forward melainkan sy “olah” dulu (misal : dipotong seperlunya) agar enggak terasa asal forward, dan sy merasa serius.
Tiap pagi juga sy krm ucapan selamat pagi dan seterusnya (dalam teks panjang) ke grup yg isinya anak-anak dan cucu-cucu, isi kalimatnya panjang, tiap hari sama tapi tdk pernah sy copas (selalu tulis ulang tiap hari, dgn kalimat dibolak-balik).
Saya merasa tdk serius dan tdk tulus kalau krm copas ucapan selamat pagi dst nan panjang ke anak-cucu —yg pada dasarnya berisi doa pagi.
Begitulah sy yg embuh 😁 ini, Paman.
Tidak embuh 👍🤣