Tadi selagi menunggu bengkel sepeda buka, saya pinjam kursi di warung sebelahnya. Supaya tak duduk gratis, saya membeli penganan, wafer cokelat cap Superstar. Hargan satu pak isi 12 batang Rp13.000. Kalau di lapak daring ada yang menjual Rp10.500.
Soal rasa ya biasalah. Tapi soal merek lebih mengesankan saya. Dulu ketika ada merek Superman, yang akhirnya kalah di pengadilan melawan DC Comics (2020), muncul penanding berjenama Superstar, bukan Suparman dengan CD di baik celana luar.
Sejak kapan istilah superman superstar muncul? Banyak versi. Salah satunya karena ucapan perupa Andy Warhol, 1960-an. Lalu Warhol mengakui dia meniru ucapan seniman underground Jack Smith.
Meskipun demikian, pada masa saya SD, istilah superstar lebih banyak diterapkan pada rocker dan opera rock Jesus Christ Superstar (Webber & Rice). Karena waktu itu saya belum menonton filmnya, saya tak paham kenapa Yesus disebut superstar.
Kalau grup lawak Srimulat era Joni Gudel, 1970-an, sebelum ada Jujuk, memelesetkan superstar sebagai sepurstar.
5 Comments
Aaaaa… Aku suka si superstar ini! Nanti beli aaah…
Beli berapa dus? 😇
Cuma beli satu bungkus aja, Paman. Hahahaha…
hihihi, paman masih doyan penganan kayak gitu to?
BTW di alinea ketiga ttg Andy Wharol, mungkin maksudnya superstar —bukan superman?
Masih doyan 🙈
Suwun sdh saya koreksi. Si hape otokorek tadi.
#alesyan