Selagi berjalan kaki, mata saya terantuk nomor sebuah rumah di sebuah kompleks. Menarik, karena nomor ada di bawah, rebah di atas tanjakan landai tangga. Karena unik mungkin bisa untuk ancar-ancar titik alamat.
Saya memasang nomor rumah tinggi, di atas gerbang. Banyak tukang ojek, kurir, dan sopir taksi tak melihatnya. Rupanya posisi nomor terlalu tinggi. Ya, serupa kita jalan di depan emper toko tapi tak melihat tulisan nama toko, karena nama toko hanya terlihat dari jauh, sementara di atas pintu toko tak ada tulisan.
Maka untuk mempermudah alamat saya menambahkan nomor, dari pelat nomor sepeda motor, di gerbang rumah saya.
Saya tak tahu apakah nomor rumah saya, dalam dua versi, yang terlihat dalam Google Steet View, pernah menjadi captcha.
Untuk nomor rumah setinggi lantai rumah yang saya foto itu saya belum tahu apakah pernah jadi captcha.
2 Comments
Jangan-jangan nomor rumah yang ada di bawah itu juga tidak terlihat oleh tukang ojek, kurir dan sopir taksi karena terlalu rendah.
Bisa jadi, apalagi kalo ketutup keset