Mulanya saya heran, kenapa mesti mencetak sertifikat sudah tervaksin Covid-19? Oh lalu saya sadar, tak semua orang punya smartphone yang memuat aplikasi Peduli Lindungi dan menghasilkan gambar sertifikat.
Eh, tapi bukannya pakai SMS bisa? Tinggal menunjukkan teks ke satpam?
Mencetakkan sertifikat melalui pihak lain juga kurang aman dari sisi perlindungan data pribadi, apalagi banyak kedai fotokopi menggunakan WhatsApp untuk menerima berkas digital.
Selain itu, kartu setebal KTP hanya akan bikin sesak dompet.
Kalau orang tak punya ponsel bagaimana? Sebagian besar pasti punya KTP. Petugas gerbang bisa membantu memasukkan NIK dengannya didiktekan pemilik sertifikat — kalau alatnya ada.
Lho kok jadi ruwet?
2 Comments
sekitar 3 bln lalu tatkala sy mau ke sebuah mal di solo (baru), di rmh sy download dulu apl peduli lindungi.
tapi tatkala masukkan data nama ternyata eror. sy ulang berkali2 tetap nggak bisa.
akhirnya sy tetap ke mal itu, dan ketika dicegat mbak satpam di pintu masuk sy tunjukkan apl sy yg tidak bisa tuntas pengisian datanya.
satpamwati kemudian mengizinkan sy masuk setelah sy menunjukkan KTP dan kartu vaksin.
sampai skrg sy blm nyoba lagi mengisikan data pribadi ke apl tsb, dan juga belum ke mal lagi.
sy juga tdk akan mencetakkan kartu vaksin agar jadi seukuran KTP. 😁
Walah. Repot bener…