Pedagang rongsokan ini berkeliling mencari barang dengan membawa anak di atas gerobak motornya (atau motor gerobaknya?). Mungkin anak sendiri, mungkin anak orang lain.
Saya waktu kecil kadang ikut mendorong gerobak pengangkut pasir, gamping, bata, atau gepukan bata, yang dihela oleh Lik Mus, anak buah Pak Wakidi pedagang material bangunan di Kalinongko, Salatiga.
Imbalan untuk saya dan anak lain setelah barang turun adalah menjadi Benhur, naik gerobak, seolah mengusiri Lik Sum alias Kil Mus sebagai kuda.
Kegembiraan serupa terjadi pada anak kecil yang dibocengkan pada dudukan setang sepeda — salah satu kenangan manis saya bersama Bapak. Juga keriangan anak yang berdiri di dek Vespa karena mendapatkan pemandangan lebih luas daripada membonceng di belakang. Anak sulung saya masih ingat nikmatnya berdiri di Vespa.
Suatu sore, Gojek yang antarkan makanan ke rumah saya memboncengkan istri dan anak. Anak-anaknya ceria, tampak sehabis mandi. Keluar cari angin memang menyenangkan.
2 Comments
Selamat pagi, paman benhur….
Di NTB, Benhur adalah sebutan untuk delman 😂