Anak muda itu datang membawa minuman sendiri, ada yang masih utuh lalu ditawarkan kepada saya. Tapi saya sedang tidak ingin minum es. Lagi pula saya terbiasa minum teh tawar hangat.
Saya amati merek Teh Kotjok yang saya pernah tahu sekilas itu. Ternyata kemasannya menarik, dibikin bertema jadul.
Visualnya mengingatkan saya pada gaya ilustrasi 1960-an sampai akhir 1970-an. Ejaan yang dipakai, meskipun kurang pas, berusaha jadul. Misalnya “baca” yang mestinya “batja”. Juga “gaja baroe”, bukan “gaya baru”. Tapi, ah, abaikan saja karena itu bukan ulangan di sekolah.
Ada pula canda dalam tutup. Begitulah produk untuk milenial dan generasi Z. Lansia tidak butuh bahkan mungkin tersinggung. Tapi yang lebih mungkin justru tidak membacanya. Apalagi jika ada masalah dengan mata.
¬ Bukan posting berbayar maupun titipan