Ngopi ya ngopi. Terserah si penikmat sepanjang tak mengganggu orang lain. Masa ada ngopi merakyat dan ngopi snob.
↻ Lama baca < 1 menit ↬

Membuat kopi dengan drip bag atau saringan kertas

Setiap kali melihat aneka cara menikmati kopi, dari drip bag, V-60, sampai french press, saya teringat seorang teman yang menyebut itu semua ngopi gaya borjuis, ngopi ala priayi, ngopi kemlinthi, intinya ngopi snobbish. Penggemar coffee mix sasetan mengandung gula dan susu bubuk dia sebut korban pendiktean selera dangkal kapitalisme.

Bagi dia, paling sip ya kopi tubruk kental dengan gula hampir sesendok makan, dalam gelas bening dengan tatakan pisin atau lepek bin lapik, lalu kopi dia seruput dari tatakan.

Saya menghormati selera dia dengan klaimnya bahwa itu cara (me)rakyat, ada seni bagi lidah untuk mengerem jangan sampai minum ampas.

Saya sendiri mengenal beberapa cara ngopi dan aneka sajian kopi karena informasi dari foto di majalah luar waktu kecil dan film di televisi dan juga pergaulan. Ada yang cocok ada yang tidak. Kopi tubruk yang tak pahit dan tak asam dari saset tanpa gula pun saya masih suka.

Meskipun demikian tak ada yang saya anggap sebagai cara snobbish berlagak menak maupun merakyat apalagi kampungan.

Membuat kopi dengan drip bag atau saringan kertas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *