Radio memang untuk orang tua

Hari Radio: Kaum 60+ adalah pendengar terbanyak siaran.

▒ Lama baca 2 menit

Mayoritas pendengar radio adalah lansia

Kemarin (Sabtu, 11/9/2021) adalah hari radio. Apabila merujuk infografik Kompas dua hari sebelumnya, dari data BPS 2018, terlihat bahwa mayoritas pendengar radio adalah orang berusia 60 tahun ke atas. Lho selisihnya cuma satu persen jika dibandingkan kelompok usia 31-59, kan? Abaikan dulu. Ini bukan kajian statistik mendalam.

Di sisi lain, jika saya melihat sepintas etalase di lapak daring, ilustrasi radio transistor sering menampilkan lansia. Ilustrasi tersebut mungkin dari materi promosi sejumlah merek.

Mayoritas pendengar radio adalah lansia

Dugaan saya tentang hubungan lansia dan radio adalah…

  • Kaum tua mengalami masa alat dengaran sebagai benda untuk kolektif, untuk keluarga
  • Meskipun radio transistor portabel menjawab kebutuhan alat hiburan personal, tetap saja pada masa kecil para lansia itu umumnya keluarga hanya punya satu pesawat radio
  • Hal serupa terjadi pada pemutar kaset portabel sampai medio 1970-an, satu alat untuk sekeluarga, terutama pada keluarga ekonomi menengah ke bawah
  • Pemilikan dan penikmatan kolektif membiasakan mereka berbagi dengaran, lagu dan jingle iklan yang sama merasuki telinga seisi rumah — suatu hal yang kemudian terulang pada masa televisi: pesawat hanya satu, stasiun hanya TVRI
  • Ketika kesejahteraan keluarga meningkat, sehingga pesawat radio dan pemutar kaset menjadi personal, ada di setiap kamar tidur anak, termasuk di indekos, kebiasaan dengaran kolektif belum hilang: peranti didengar tanpa headphone, bahkan produsen compo berlomba mempromosikan power bernama PMPO
  • Bahkan ketika ada Walkman Sony dan peranti sejenis tapi beda merek, kebiasaan berbagi suara spiker belum hilang pada banyak orang; hanya karyawan kantor yang terpaksa memakai earphone dari Walkman
  • Kemudian ketika anak-anak dari generasi lansia itu memasang earphone dari ponsel, kaum sepuh tetap lebih suka suara bisa didengar bareng; audio mobil menjadi simpul kompromi, kapan yang tua mengalah dan kapan giliran yang muda bermanja
  • Maka terhadap radio, terutama dalam mobil, kini pun generasi tua tetap lebih suka radio di head unit ketimbang memainkan musik dari ponsel via Bluetooth
  • Mungkin pasangan lansia ingin dalam banyak hal selalu bersama, termasuk dalam menikmati hiburan

Mayoritas pendengar radio adalah lansia

Yang menjadi pertanyaan akhir, masihkah kaum sepuh menyetel pesawat radio di rumah?

FM tuner harga bagus di lapak daring untuk audiophile

Mencari FM tuner, yang menjadi bagian dari stereo set, di lapak daring kini makin sulit. Hanya orang dengan ruang pribadi, misalnya ruang kerja, yang masih butuh hi-fi. Cara ini mahal, tidak sepraktis menyetel radio dari AV receiver maupun ponsel dan mini player ke spiker Bluetooth.

Lagi pula untuk stasiun DAB melalui pesawat penerima saya tak tahu banyak. Kementerian Kominfo lebih tahu soal digital audio broadcasting.

Indonesia sejauh ini, menurut World DAB, masih termasuk dalam daftar negeri yang menjalankan DAB secara “trials and or regulation”. RRI sudah mencobanya. Belum reguler.

Beat Radio yang katanya stasiun radio digital

2 Comments

warm Selasa 14 September 2021 ~ 05.12 Reply

saya jd inget masa2 tahun 90-an, saat senenag mendengar siaran radio Australia lewat gelombang SW. dan nyaris tiap pagu rutinitas itu dilakukan, terutama pas saya masuk asrama, dan cuma punya radio butut yg cuma bisa menangkan SW. kebetulan saat itu radio FM blm ada di area sekolah saya, dan MW jg ga ketangkep..

Pemilik Blog Selasa 14 September 2021 ~ 10.08 Reply

Itu era banyak orang mendengarkan Radio Australia, BBC, dan VOA, karena saat itu di negeri kita gak ada kebebasan pers 😁

Tinggalkan Balasan