Pekan ini ramai berita tentang penis kaptivus yang ternyata hasil rekayasa, bukan kejadian nyata, tapi pesan si YouTuber, Gus Idris, itu sampai: ada peluang risiko macam itu dalam koitus. Memang dia memberi bobot lebih pada moralitas hubungan seksual ekstramarital sehingga mengundang azab.
Kebetulan pagi ini saya beroleh sesisir pisang barangan dengan dua batang yang gantet (Jawa: ganthèt) karena saling menempel.
Dalam bahasa Jawa baku, misalnya Bausastra Poerwadarminta, setahu saya tidak ada kata gancèt. Tetapi masyarakat Jawa tahu bahwa gancèt lebih tepat jika dihubungkan dengan penis kaptivus.
Sedangkan ganthèt lebih umum, misalnya untuk dua buah korek gas yang disatukan oleh lem, dan dua batang rokok yang saling menempel karena rembesan perekat dari mesin pabrik. Begitu pun untuk dua atau tiga pisang yang menempel alami sejak dari pohon.
Jika menyangkut seks, saya waktu kecil di Salatiga mendengar kabar dari mulut ke mulut tentang pasangan gancèt. Pertama, sepasang cowok cewek penghuni rumah indekos murid sekolah pendidikan guru di Krajan. Kedua, pasangan remaja di halaman belakang kantor wali kota, yang berbuat pada malam hari lalu ketahuan esok paginya.
Dua peristiwa yang tak jelas itu menjadi informasi yang mengundang takjub sekaligus cekikikan, lalu berujung kepada kesimpulan anak-anak: seperti anjing kawin yang sulit lepas. Lalu ada tambahan bumbu: itu terjadi karena setan mengganggu.
Tentang cerita di kompleks Balai Kota, area yang waktu itu bisa diakses siapa saja, termasuk anak-anak bermain layangan maupun perang-perangan, sempat diikuti pengumuman entah oleh polisi atau pemkot di radio, bahwa peristiwa itu tidak ada.
Tentu saya lupa kata apa yang dipakai dalam pengumuman resmi untuk menyebut penis kaptivus. Yang pasti bukan ganthèt maupun gancèt.
Lalu apa menariknya kasus gancèt pekan ini?
Pertama: hoaks, disinformasi, atau info menyesatkan tetap terjadi justru karena konten media mengalir deras, namun akhirnya kita tak tahu info manakah yang lebih merasuki benak khalayak: versi awal ataukah versi pelurusan?
Kedua: terlepas dari info di YouTube itu hanya ilustrasi, masyarakat segala usia tahu masalah medis bernama penis kaptivus.