Akhirnya WFH jarang dibahas karena kita semua sudah terbiasa. Generasi tua dulu tak membayangkan bekerja remote.
↻ Lama baca < 1 menit ↬

Dulu ogah kerja di rumah sekarang terpaksa WFH

Jika Anda milenial dan generasi Z, bekerja secara remote mungkin bukan masalah. Malah sebelum pandemi Anda terbiasa bekerja di kedai kopi dan coworking space, berpindah-pindah pula. Maka kini setelah bekerja dari rumah ya mestinya lebih siap.

Akan tetapi senior Anda, atau malah orangtua Anda, dulu mengalami pensyaratan diri harus bekerja di kantor genah di lingkungan perkantoran mentereng. Tak soal bahwa biaya makan siang di tempat itu lebih mahal. Begitu pun bujet penampilan. Pun dulu laptop belum terjangkau semua pekerja.

Para medio 1990-an seorang teman minta tolong saya buatkan iklan kolom lowongan sekretaris di The Jakarta Post. Setelah tahu tempatnya di rumah biasa, banyak peminat yang mundur.

Akhirnya kantor teman saya, sebuah organisasi nirlaba, memperoleh sekretaris. Seorang ibu muda yang sudah tiga tahun prei bekerja demi anak balitanya. Lokasi kantor bukan masalah baginya.

Pada awal 2000-an seorang sekretaris keluar dari tempat kerjanya, pindah ke grup media yang punya markas dengan gedung layak. Alasan pindah: tak nyaman bekerja di lingkungan perumahan, cuma ketemu sopir, OB, satpamwan, dan ART.

Kemudian seorang kawan saya yang punya kantor di Pondok Indah butuh karyawati. Saya sampaikan kepada seorang nona, namun dia tak berminat. Alasannya bakal kurang bergaul dan sulit dapat jodoh.

Dan seterusnya. Inti cerita dari para perempuan yang keluar dari tempat kerja di lingkungan perumahan maupun yang menolaknya adalah kehidupan sosial. Sudah bekerja di kompleks masih sekantor dengan bapak-bapak pula, bisa bapak tua maupun muda, plus ibu-ibu. Suram betul.

Eh, tapi itu dulu. Smartphone belum ada. Layanan pesan makanan via aplikasi ponsel belum ada. Lapak daring belum ada. Ojol belum ada, yang ada cuma kirim SMS ke ojek langganan.

Akhirnya seorang perempuan berusia 45 bilang, “Dulu kerja di kompleks aku ogah, sekarang malah WFH dan ternyata enak. Nggak perlu sering beli baju. Makeup juga lebih hemat. Parfum awet. Makanan nggak soal. Lagian Netflix dan Spotify dulu nggak ada kan?”

¬ Gambar praolah: Shutterstock

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *