Salah satu merek tua yang bertahan. Dulu saya mengira bus malam Jakarta-Salatiga singgah di Garut.
↻ Lama baca < 1 menit ↬

Dodol garut Picnic nan legendaris sejak 1949

Saya mengenal dodol garut saat kelas satu SD. Bude saya di Jakarta setiap kali ke Salatiga selalu membawa oleh-oleh Picnic. Saat itu saya mengira bus malam Elteha selalu melewati Garut, Jabar, dan singgah sejenak. Ternyata tidak. Saya tahu setelah pertama kali ke Jakarta, juga naik Elteha, salah satu perusahaan bus malam tertua, saat kelas empat.

Dulu seingat saya kemasannya belum jambon. Desain jambon, sebagai hasil peremajaan kemasan untuk jenama kelahiran 1949, ini bertahan hingga kini.

Tentu banyak catatan saya tentang dodol Picnic ini. Di antaranya…

  • Sudah tujuh tahun saya tak membeli, sehingga ketika kemarin menjumpai di Indomaret saya heran karena kemasannya kecil
  • Pada awal saya bekerja di Jakarta, Picnic ini salah satu perbekalan di indekos: sumber gula untuk kalori pagi hari bersama teh tawar hangat — sarapannya nanti di kantor
  • Picnic sangat populer sehingga banyak dipalsukan; teman saya menahan tawa saat menunjukkan dodol cap Pionic dengan logo mirip Picnic karena dalam gelap bus malam bapaknya tidak dapat membedakan
  • Picnic, yang diserap oleh bahasa Indonesia menjadi piknik, akhirnya lebih dimaknai sebagai melancong, bukan bersantap di udara terbuka dengan membawa bekal
  • Saya tahu arti lain dodol, dari bahasa Sunda, setelah dewasa — semoga keterlambatan tahu ini tak membuat saya, yang kurang pintar, menjadi berlabel dodol

Dodol garut Picnic nan legendaris sejak 1949

Picnic termasuk merek tua dodol yang bertahap. Hebat juga. Anda punya kenangan apa?

¬ Bukan posting berbayar maupun titipan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *