Ortu mengeluhkan anak, mentang-mentang gaji belum didiskon selama pandemi tetap boros untuk belanja makanan. Ortunya waktu muda gimana?
↻ Lama baca < 1 menit ↬

Gaya hidup urban, tak mau ketinggalan kalau ada jajanan baru tapi lama

Selesai membicarakan tugas sosial, Mister Tembolok mengeluhkan kedua putrinya yang sudah bekerja, tapi secara WFH, dengan lima kata kunci: boros, snob, FOMO, krisis, dan diabetes. Terutama dalam konsumsi makanan.

“Masakan emaknya sering nggak laku. Kalah sama Gofood dan delivery lain. Soal kesehatan mereka abaikan,” keluhnya kepada Kamso.

Lalu dengan tuturan tertata dia sampaikan aneka ilustrasi. Bisa disimpulkan, di mata orangtuanya kedua putri mereka itu tak punya sense of crisis, lupa bersyukur, cenderung carpe diem.

“Begitu ada cinnamon roll di Jakarta kayak yang di Kuta mereka langsung pesen, banyak lagi. Apapun yang hype pasti disamber.”

Kamso hanya tertawa kecil, “Namanya juga milenial. Tapi sebetulnya setiap generasi mengalami, Mister.”

“Lha tapi…,” lalu anu anu anu anu…

“Ya kan pilihan sekarang lebih banyak. Lagi pula konsumsi kan menggerakkan ekonomi, Mister. Selain itu prokes bikin mereka nggak bisa pergi.”

“Bener sih…”

“Lha dulu Mister termasuk yang rela ngantre waktu McD buka di Jakarta, kan? Jauh hari sebelumnya KFC. Juga penasaran sama Swensen’s. Pengin pertama ngerasain News Cafe, Fashion Cafe, dan seterusnya…”

“Udah, udah. Nggak usah ngécé, hahahaha!”

¬ Gambar praolah: Shutterstock, Unsplash

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *