Makan berlauk ponsel

Pandemi dengan WFH menjadi dalih untuk semakin mengurusi ponsel bahkan saat makan.

▒ Lama baca < 1 menit

Makan berlauk ponsel

Jeng Kunci adalah orang kelima dalam rentang setahun yang menanya Kamsi, “Tante, putri-putrinya juga sambil mainin hape kalo makan?”

Kamsi tertawa. Atas permintaan Kunci, spiker ponsel Kamsi pun dinyalakan karena si penelepon ingin menanya Oom Kamso juga. Jawaban Kamso sama: tertawa.

Karena Kunci mendesak, Kamso menjadi juru bicara sok bijaksini. Intinya, dulu anak-anak masih nurut. Tidak bermain hape saat makan, termasuk saat makan bersama di kedai — kecuali saat memotret hidangan karena membekukan tampilan F&B telah menjadi pengganti doa makan.

“Tapi setelah ada pandemi dan WFH, anak-anak selalu bawa hape ke meja makan. Alasannya takut ada panggilan atau pesan masuk soal kerjaan, dan emang sering kejadian,” kata Kamso.

Kunci menyahut, “Mbak Witty dan Mbak Litty yang udah kerja aja gitu, apalagi anak-anakku yang masih kuliah.”

Kamsi menyergah, “Dulu anak-anakku manut waktu masih sekolah…”

Kamso nyeletuk, “Sekarang mereka udah dewasa, udah kerja, cuma masih numpang ortu. Ya gimana lagi, kami nggak bisa memperlakukan mereka seperti anak-anak, termasuk dalam soal hape dibawa makan.”

¬ Gambar praolah: Shutterstock / Picsart

4 Comments

junianto Selasa 9 November 2021 ~ 12.13 Reply

Dua cucu saya, TK besar dan kelas satu SD (dari dua anak sy) tiap hari makan berlauk ponsel….

Pemilik Blog Selasa 9 November 2021 ~ 16.00 Reply

Lho? Kan masih kecil?

junianto Selasa 9 November 2021 ~ 19.23 Reply

lha iya itu.

dampak belajar di rmh pakai HP

Pemilik Blog Selasa 9 November 2021 ~ 21.02

Oh iya, iya. Karena kelas daring ya. 🙏

Tinggalkan Balasan