Inilah hari-hari orang mudah saling menyalahkan karena masing-masing kesal dan merasa dirugikan oleh (penanganan) pandemi.
↻ Lama baca < 1 menit ↬

Satu per satu sahabat, bahkan saudara jauh, meninggal karena Covid-19. Belum lagi kenalan lain dengan hubungan biasa. Mata Kamsi berkaca-kaca setiap mendapat kabar.

Bagi Kamsi, panggilan telepon dan pesan via WhatsApp belakangan ini membuatnya sedih dan gundah. Dia khawatir, orang-orang tercinta yang saat ini dalam perawatan dan isolasi mandiri, termasuk anak kecil, takkan lolos dari maut.

Wajar. Banyak orang cemas.

Akan tetapi apakah juga wajar jika Kamsi kesal terhadap orang yang dulu abai protokol, bahkan tak percaya Covid-19, lalu hari-hari ini mereka menjadi juru penyadar militan bahaya virus korona, dengan pesan tebal bahwa si Kopid itu nyata ada, setelah diri mereka dan keluarganya positif, bahkan ada yang berpulang?

“Mas bener, itu justru baik dari sisi akhirnya mereka sadar. Tapi sikap sembrono mereka dulu kan nggak cuma merugikan keluarganya? Orang lain yang jadi kontak erat juga kena! Kasus naik terus karena mereka!” ujar Kamsi kepada suaminya.

Kamso hanya menghela napas.

Kamsi melanjutkan, “Dulu kita kasih tahu, mereka nuduh kita buzzer pemerintah. Sekarang mereka kena, nyalahin pemerintah, bilang cari rumah sakit susah, repot cari oksigen! Kalo cari duit susah, semua orang jugalah! Gara-gara mereka!”

Kamso kehabisan kata untuk menjelaskan masalah multisemprul, tidak bisa hanya menimpakan kesalahan kepada warga atau kepada Jokowi saja. Terlalu kompleks persoalannya. Apalagi dibumbui residu emosi Pilgub DKI 2017 dan Pilpres 2014 maupun 2019.

Inilah hari-hari orang mudah saling menyalahkan karena masing-masing kesal dan merasa dirugikan oleh (penanganan) pandemi.

¬ Gambar praolah: Shutterstock / PicsArt

2 thoughts on “Akhirnya mereka bilang korona ini nyata

  1. jadi ingat keramaian di Twitter ketika ada seleb antivaksin akhirnya ikut vaksinasi. menurut saya ya bagus, bisa ikut menyumbang peran dalam pembentukan kekebalan kelompok. dan kedua bisa jadi buzzing yang bagus untuk kalangan antivaksin..

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *