Masih ada grubi di Jabodetabek. Harga Rp1.000 sebuah. Anak-anak nggak doyan.
↻ Lama baca < 1 menit ↬

Penganan tradisional grubi yang mirip tembakau susur

Sudah belasan tahun saya tidak makan grubi. Dulu, sekitar 2004, saya menemukannya di warung dekat rumah yang saya kontrak, di kompleks saya. Kemarin saya juga menemukannya di dekat rumah saya. Ya, grubi itu. Sepotong harganya Rp1.000.

Waktu saya bocah, setiap kali makan grubi saya teringat gumpalan tembakau, atau susur (sugi), yang dipakai para mbokde dan para simbah untuk menyeka gigi setelah mengunyah campuran pinang, sirih, dan pasta kapur (injêt). Padahal nggak mirip amat sih.

Mungkin karena persepsi visual, sesuai anatomi bocah, dulu seingat saya ukuran grubi itu lebih besar dari yang sekarang. Seingat saya dua setengah sampai tiga kali ukuran yang sekarang.

Soal rasa ya tetap. Tapi dari seisi rumah, hanya saya dan istri saya yang doyan.

6 thoughts on “Grubi bukan tembakau susur sugi

  1. Sebuah PR tersendiri memperkenalkan makanan-makanan itu pada anak-anak.
    Anak saya sering tak belikke jajan pasar, anehnya tak ada satu pun yang cocok dengan lidah mereka kecuali cendol.
    Apa yang salah dengan ketan lopis, klepon, kue lapis, dkk-nya itu ya?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *