Semangkin banyak orang membatasi plastik yang kurang ramah lingkungan dalam mengirim paket kecuali terpaksa.
↻ Lama baca < 1 menit ↬

Seorang penulis buku di Hegarmanah, Bandung, yang kantornya seperti Rumah Langsat di Jaksel, menjadi tempat ngobrol dan berbagi ide, mengirimkan karyanya kepada saya. Setelah kertas paket saya buka dengan cutter secara saksama, agar tak melukai buku, tampaklah barang itu: buku terbalut kertas tersayat berpola. Menjadi semacam bantal tipis penyet. Sayang sudah tersayat cutter saya. Tapi bukunya selamat.

Plastik. Barang itu makin dihindari. Untuk bungkus kiriman, apabila terpaksa, beberapa orang memakai plastik yang dipercaya mudah terurai oleh alam.

Itulah gaya nan hidup. Dirasa keren dan berfaedah. Orang lain diharapkan meniru.

Terima kasih, Bung Budi. Salam dari Badu dengan ucapan “okt dog” — entah apa artinya.

2 thoughts on “Bungkus buku tanpa bubble wrap

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *