Membuktikan komitmen terhadap pelayanan itu bagus. Kalau dalam seperempat jam makanan belum ada di meja pengudap, kedai akan memberikan es krim gratis.
Semua kedai bisa meniru. Setidaknya memberikan informasi, “Kalau pesan sate sapi butuh waktu 30 menit. Kalau butuh ayam dilepas ke hutan untuk dibakar butuh seminggu, kami harus berburu dulu.”
Dulu banget pol, karena katro menikmati arloji krono, saya menghitung waktu di sebuah kedai baru, sejak pemasangan kertas meja, piring, teh tawar, hingga hidangan utama. Semuanya cepat. Piring dan minuman tersaji tak sampai tiga menit setelah saya duduk. Hidangan utama hadir dalam sepuluh menit.
Selesai makan saya kasih ucapan selamat ke pramusaji dan kasir. Rasa hidangan enak, pelayanan bagus. Rupanya sejak awal si empunya kedai, tanpa saya ketahui, mengamati saya.
“Maaf, Oom ini suka reviu resto ya?” dia bertanya.
Saya jawab, “Bukan. Potongan saya nggak nunjukin itu kan? Lagian setahu saya penilai resto nggak suka liat jam.”
Si pemilik kedai, anak muda, barusan lulus sekolah perhotelan di Karawaci, Banten, menduga, “Maaf, mungkin Oom ini tour guide ya?”
8 Comments
seorang kritikus restoran tidak akan terlihat seperti kritikus restoran.. 😆
Oh ya? 🤣
Wkwkwkwk.
(((TOUR GUIDE)))
Aku ngakaaaaak…
🙈🙊
((TOUR GUIDE)) BHUAHAHAHAHAHHAHAHAHA
Puwasss ya?
🙊🙈
hahah
ownernya ketakutan diblast di medsos :D
Lho?
🙈🙊