Di rak supermarket saya terkesan oleh tulisan padahal kemasan penjebak tikus: “Hingga 100x pemakaian. Rp350/tangkapan.”
Saya sempat membayangkan, apa nggak jijik membersihkan rabjau yang sudah memangsa korban sasaran?
Saya tak menghitung harga tertera dan biaya per sekali jebret untuk seratus kali pemakaian, tapi akhirnya beli.
Malam tadi saya pasang alat itu di depan gerbang. Peletakan umpan mengikuti panduan. Niat saya, kalau ada tikus kena, tinggal saya masukkan ke plastik bersama si alat, lalu tukang sampah akan mengangkutnya.
Pagi tiba. Umpan hilang. Si alat jebret masih menganga. Mungkin saya harus mencoba 99 kali lagi karena tikus memang pintar. Bisa jadi mereka mengikuti aneka tip di internet tentang cara membasmi kaumnya.
¬ Bukan posting berbayar maupun titipan