Kalau mereka bisa menjadi teman mestinya bisa diajak kerja sama, jangan mengotori rumah saya.
↻ Lama baca 2 menit ↬

Spray antitikus untuk ruang mesin mobil

Begitu tercium bau kencing dan tahi tikus di bawah mobil, mesin saya nyalakan untuk menyingkir dari carport. Langsung berlompatan banyak tikus dari kolong mesin. Ketika saya mundur, seekor tikus mati terlindas.

Masih untung mesin masih bisa menyala. Belum ada kabel putus dan selang tergigit. Indikator di dasbor tak melaporkan ada masalah. Tapi saya harus ke bengkel AC untuk membersihkan bau kencing dan tahi tikus dari ruang mesin yang masuk ke saluran udara. Tukang AC kasih petunjuk, sebaiknya saya ke bengkel detailing untuk bersihkan ruang mesin. Walah. Biaya lagi.

Selama ini kami aman, mobil tak diganggu tikus. Semprotan untuk ruang mesin yang diklaim produsen mungkin mujarab. Begitu pun karbol sereh yang dibilang antitikus. Tapi ketika suatu hari hujan deras, sehingga jalan sempat jadi kali, tikus got — yang berbeda dari tikus cokelat rumahan — pun mengamuk. Dua tetangga saya mengalami kabel mesin digigit tikus.

Karbol sereh pengusir tikus

Untuk tikus cokelat, kami mengatasinya dengan menutup semua lubang, dan apa boleh titik-titik resapan air hujan juga kami tutup dengan semen (yang ini juga berlaku untuk tikus hitam dari got). Buangan air dari kamar mandi kami pasangi tapis dengan bola, sehingga tikus cokelat maupun hitam hanya bisa menyundul terus dari bawah.

Lalu kami memasang penjebak tikus tanpa melukai tanpa membunuh. Tinggal mengembalikan tikus hidup, ke titik yang kebetulan menjadi sarang tikus di bawah tembok tetangga beda RT yang mepet got.

Penjebak tikus tanpa melukai tanpa membunuh

Penjebak tikus tanpa melukai tanpa membunuh

Tikus memang persoalan lingkungan. Percuma rumah kita bersih kalau di luar masih ada kotak sampah tanpa tutup, dan ada rumah yang menjadi sarang tikus — apalagi rumah kosong. Apa boleh buat.

Persoalan selain tikus adalah kucing. Namanya juga binatang, sulit dikasih tahu. Mereka berak dan kencing di halaman, carport, dan teras tetangga. Kalau si empunya cuek saja ya bagaimana.

Padahal seorang pemilik kucing kampung di luar kompleks bercerita kepada saya bahwa para meong di rumahnya bisa diajari tak makan sembarangan maupun berak dan kencing semaunya. Bahkan jalan di depan rumah saya pun dikotori tahi kucing yang kemudian terlindas ban kendaraan dan kadang terinjak orang kalau malam — termasuk saya dan bahkan tamu saya.

Pernah saya membeli gel antikucing tapi umur si gel mirip permen ini pendek, aromanya lekas menguap. Boros kalau harus beli terus. Tidak memiara tapi harus keluar biaya. Nggak fair.

Gel pengusir kucing seharga Rp 345.000

Setelah tikus dan kucing adalah codot. Pernah saya ceritakan dalam posting. Kencing dan tahi diare mereka merusak cat mobil kalau tak segera dibersihkan. Mereka setiap malam, terutama musim hujan, mencari tempat berteduh di bubungan carport, membawa hasil panen sekalian berak.

Biji durian yang dibawa codot

Bulan puasa ini sulit mencari tukang untuk menutup kisi-kisi bubungan yang menjadi jalan akses codot.

Persoalan saya adalah tidak dapat berteman dengan tikus, kucing, dan codot. Kalau mereka bisa menjadi teman mestinya bisa diajak kerja sama, jangan mengotori rumah saya.

Terus mereka akan mengotori rumah siapa? Terserah mereka. Saya tak berhak memilihkan tempat apalagi menyuruh mereka.

¬ Bukan posting berbayar maupun titipan. Foto gel antikucing dari Tokopedia

3 thoughts on “Sulit berkawan dengan tikus, kucing, dan codot

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *